Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Penembak Jitu Tewaskan Pengacara di Bone? Polisi Punya Bukti Baru Tangkap Pelaku

Polisi telah menemukan bukti baru penyebab tewasnya pengacara kelahiran Makassar.

Editor: Sudirman
Ist
AKBP Erwin Syah dan Rudi S Gani. Polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan Rudi S Gani. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan pengacara Rudi S Gani (49).

Peristiwa ini terjadi di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (31/1/2024).

Polisi telah menemukan bukti baru penyebab tewasnya pengacara kelahiran Makassar.

Salah satu bukti disita polisi ialah 11 senapan angin.

Senapan angin disita di sekitar lokasi penembakan pengacara Rudi S Gani.

Baca juga: Istri Pengacara Rudi S Gani Diperiksa Polisi Terkait Kasus Penembakan Misterius Tewaskan Suaminya

“Sudah ada 11 senapan angin yang diamankan dari beberapa warga di sana,"ujar Kapolres Bone AKBP Erwin Syah kepada wartawan, Senin (6/1/2025).

Senapan tersebut sementara dikaji di laboratorium forensik (Labfor) Polda Sulsel.

"Senapan itu akan kita kaji secara Labfor,”jelasnya.

“Selain itu barang bukti yang kita amankan seperti hasil autopsi. Kemudian peluru yang diidentifikasi bersumber dari senapan angin,“ sambungnya.

Dia mengatakan, polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi. 

“Olah TKP, rekonstruksi sudah kita lakukan. Terkait dengan memburu pelaku, semua langkah-langkah kepolisian sudah diambil. Anggota secara maraton untuk melakukan pemeriksaan, dan mencari petunjuk,” katanya.

Ia juga meminta dukungan kepada masyarakat atas insiden penembakan ini. Dirinya juga menegaskan polisi akan bekerja secara profesional.

“Kami memohon kerja sama kepada semua elemen, berikan informasi ke kami, dukung kami, percayakan ke kami. Polri akan bekerja secara maksimal dan profesional,” tandasnya.

Bukti lainnya yaitu adanya percakapan korban dengan istrinya Hj Maryam.

Hj Maryam mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Sulsel, Senin (6/1/2025) siang.

Ia tampak didampingi sejumlah pengacara yang tergabung dalam Tim Pencari Fakta Peradi Makassar.

Ketua Tim Pencari Fakta Peradi Makassar, Tadjuddin Rachman, kedatangan Hj Maryam untuk memberikan keterangan sebagai saksi.

"Kedatangan ini membawa istri Rudi S Gani untuk memberi keterangan yang diketahui olehnya berkaitan dengan bukti-bukti," kata Tadjuddin Rachman.

Selain itu, bukti percakapan korban dan Hj Maryam, juga akan diserahkan ke penyidik untuk menelusuri jejak digital keduanya.

Pasalnya, ada dugaan pengancaman yang diterima Rudi S Gani melalui pesan WhatsApp, sebelum insiden penembakan terjadi di malam pergantian tahun.

"Termasuk percakapan wa yang ada di dalam hapenya korban dan istrinya korban sendiri. Bukti elektronik. Ada (ancaman lewat pesan) di hapenya suaminya," bebernya.

Tidak hanya itu, Maryam juga menyebut ada postingan akun Facebook yang dianggapnya mengarah ke pengancaman, juga akan diperlihatkan ke penyidik.

"Ada status Facebook, itu saja," singkatnya.

Selain ancaman elektronik, Maryam juga akan membeberkan ke penyidik terkait ancaman verbal yang dialami Rudi S Gani, sebulan sebelumnya.

"Secara lisan, kurang lebih empat Minggu, kurang lebih satu bulan sebelum kejadian," ungkapnya.

Diketahui, Hj Maryam baru pertama kali diperiksa penyidik pasca penembakan Rudi S Gani.

Menteri Natalius Pigai Turun Tangan 

Kementerian HAM mengawasi perkembangan kasus seorang pengacara menjadi korban penembakan orang tidak dikenal di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rudi S Gani

Kementerian HAM akan berkoordinasi dengan pihak terkait, dalam menyelesaikan kasus tersebut.

"Bidang HAM Kantor Wilayah akan melakukan pemantauan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Nantinya mereka akan  melaporkan perkembangannya kasus itu kepada Kementerian HAM," kata Menteri HAM, Natalius Pigai dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2025). 

Pigai sangat mengecam keras aksi penembakan terhadap pengacara yang sedang mencari keadilan.

Ia berharap, aparat penegak hukum bekerja dengan profesional, objektif, transparan, dan imparsial.

Ia ingin keluarga korban mendapatkan keadilan.

"Perbuatan pelaku tidak bisa dibenarkan," ujarnya menegaskan.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sulsel Tadjuddin Rachman (67), memuji dan mengapresiasi komitmen Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono (57), untuk mengungkap tuntas misteri penembakan maut pengacara Rudi S Gani (49), di Lappariaja, Bone, Sulsel, malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024) lalu.

Secara terpisah Peradi Sulsel, melalui mekanisme organisasi juga sudah melaporkan insiden ini kepada Ketua Umum Peradi Otto Hasibuan, di Jakarta.

"Sejauh ini, kita apresiasi komitmen Pak Kapolda untuk mengungkap pelaku, dalang dan motif pembunuhan anggota Peradi Sulsel," ujar Tadjuddin kepada Tribun, usai bertemu kapolda di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan Km 19, Biringkanaya, Kota Makassar, Kamis (2/1/2025).

Bersama sekitar 70 advokat, staf ahli bidang hukum DPRD Sulsel ini, menemui jenderal bintang dua itu di selasar utama mapolda.

Pertemuan tak terjadwal itu berlangsung sekitar 15 menit.

"Kita memang datang mendadak, dan Pak Kapolda beberapa kali menegaskan komitmennya," ujar sahabat seangkatan Mahfud MD di UII Jogyakarta ini.

Tadjuddin menjadi juru bicara dan di audiens dan penyampaian aspirasi ini.

Mengutip kapolda, Tadjuddin menjelaskan, polisi lokal sejak Selasa malam, sudah menerjunkan tim dari Watampone dan Krimum Polda Sulsel untuk olah TKP dan pengumpulan alat bukti.

Selain tim dari Polres Bone, kemarin Polda juga instruksikan ke Direktur Kriminal Umum (dirkrimum) Kombes Pol Jamaluddin dan Dansat Brimob Polda Sulsel untuk amankan tempat kejadian perkara.

"Pak Jenderal janji dalam waktu dekat, kasusnya bisa terungkap," ujar Tadjuddin.

Sebelum diterima kapolda, Tadjuddin cs bertemu dengan Kabid Propam Polda Sulsel KBP Zulham Effendy.

Tadjuddin menyebut selama 42 tahun jadi pengacara baru kali inilah ada insiden menyasar advokat.

"Sering ada kejadian, teror tapi sampai penembakan di  depan keluarga belum pernah terjadi," ujar advokat senior ini.

Dia juga menyebut, pihak Peradi Sulsel juga sudah membentuk tim investigasi khusus dan tim pengawal penyidikan kasus ini.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved