Uang Palsu di UIN
Jadi Tersangka Uang Palsu UIN? Kapolres Gowa Ungkap Status Annar Sampetoding, 9 Jam Diperiksa Polisi
Annar Sampetoding alias ASS tiba di Polres Gowa, sekira pukul 19.00 Wita tadi malam, didampingi pengacara atau pendamping hukumnya.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) diperiksa sembilan jam di Polres Gowa terkait kasus sindikat uang palsu Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Annar disebut tiba di Polres Gowa, sekira pukul 19.00 Wita, didampingi pengacara atau pendamping hukumnya.
Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan Annar diperiksa hingga pukul 04.00 Wita.
"Yang pasti tadi malam sampai jam 4 subuh (diperiksa), (kemudian) istirahat, nanti kita lanjutkan lagi," kata AKBP Reonald Simanjuntak ditemui wartawan, Jumat (27/12/2024) siang.
Saat ini kata Reonald, Annar masih berada di Polres Gowa untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
"(Sekarang) masih ada di ruang Polres Gowa, masih dalam pemeriksaan," ujarnya.
Sebelumnya, Annar telah dipanggil polisi untuk diperiksa, Senin (23/12/2024), namun mangkir.
Panggilan itu merupakan panggilan pertama.
Kemudian, polisi melayangkan lagi panggilan untuk pemeriksaan kedua, Jumat (27/12/2024).
Adapun status Annar saat ini sebagai saksi kunci.
AKBP reonald menegaskan, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam menaikkan status seseorang.
"Saat ini, kami telah menahan 17 tersangka. Tiga orang lainnya sedang dalam pengejaran dan beberapa nama sudah kami kantongi untuk pendalaman lebih lanjut terkait keterlibatannya," tuturnya.
Baca juga: Annar Sampetoding Pake Kaos Putih Serahkan Diri ke Polres Gowa
Sebelumnya, nama Annar mencuat dalam kasus sindikat uang palsu yang diproduksi di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Sosok ini disebut memainkan peran penting dalam jaringan tersebut.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyebut rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.
"Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jl Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar," ungkap Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024) lalu.
Mesin cetak uang palsu berbobot dua ton, senilai Rp600 juta, didatangkan dari China melalui Surabaya.
Mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan dalih mencetak buku-buku perpustakaan.
Selain ASS, polisi juga menyoroti peran dua tersangka lain, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S, dalam jaringan ini.
Ketiganya disebut sebagai otak utama sindikat tersebut.
"Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas," tegas Irjen Pol Yudhiawan.
Tetangga ASS Pernah Temukan Uang Palsu
Sebelum ramai temuan uang palsu beredar di Gowa dan daerah lain, warga Jl Sunu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, rupanya pernah menemukan hal serupa.
Seperti diungkapkan warga berinisial TI, yang tinggal tidak jauh dari rumah Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).
ASS adalah sosok yang disebut punya keterkaitan dengan pabrik uang palsu yang dibongkar polisi dari dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Polisi pun dikabarkan telah mengirimkan surat panggilan ke ASS, terkait penanganan kasus uang palsu oleh Polres Gowa tersebut.
TI mengatakan beberapa pedagang yang berada di sekitar rumah ASS pernah menemukan uang palsu pecahan Rp100 ribu.
"Warung-warung di sini pernah dapat uang palsu tapi sudah lama, sebelum heboh ini uang palsu," kata TI saat ditemui wartawan, Kamis (26/12/2024) sore.
TI menyebut, informasi yang ia peroleh bahwa uang palsu itu dibelanjakan di beberapa warung di sekitar rumah ASS, oleh perempuan inisial R.
R ini lanjut TI, juga bekerja di dalam rumah ASS.
"Infonya R yang sering pakai belanja di warung sini, karena diakan juga kerja (juru masak) di rumah Pak ASS," ungkapnya.

Namun, TI tak mengetahui secara pasti ada berapa uang palsu yang beredar di sekitar rumah ASS.
Informasi yang beredar, R alias Ria (60) adalah pekerja rumah tangga yang ditangkap dalam sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar.
Dia ditangkap di rumah ASS bersama dua laki-laki yaitu Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68).
Pantauan wartawan di kediaman ASS, rumah itu tampak dikelilingi tembok yang cukup tinggi.
Pagar geser berwarna merah di gerbang masuk, tampak tertutup rapat.
Begitu juga dengan pagar hitam di sisi kiri rumah berlantai dua tersebut.
Oknum Guru SMK terlibat
Satu dari 17 tersangka uang palsu yang diproduksi di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), diketahui merupakan seorang oknum guru.
Oknum guru berinisial SU (55) itu, merupakan warga Kota Makassar.
Ia disebut sebagai tenaga pengajar di salah satu SMK Kota Makassar.
Tersangka SU turut dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.
Konferensi pers itu dihadiri Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan, Kepala Bank Indonesia Sulsel, Rizki E Wimanda, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Ada juga Rektor UINAM Prof Hamdan Juhannis, Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak dan pejabat Polda Sulsel lainnya.
AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan, peran SU dalam sindikat peredaran uang palsu tersebut, adalah pembeli dan pengedar.
Ia disebut dengan sengaja membeli uang palsu tersebut lalu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, atau diedarkan.
"Pada saat kita amankan oknum guru tersebut, dia langsung mengakui dan menunjukkan tempat penyimpanan uang (palsu) tersebut," kata Reonald.
Yang mengejutkan, tempat penyimpanan uang itu terbilang sulit ditemukan.
Pasalnya, SU menyembunyikan yang palsu tersebut di bawa tegel lantai rumahnya.
Informasi yang diperoleh, polisi harus membuka salah satu tegel lantai rumah SU untuk mendapatkan barang bukti tersebut.
"Betul disembunyikan di bawah lantai. Sayangnya jumlah uang tersebut pada saat kita amankan kita sita jumlahnya sudah berkurang. Ada yang dikasih ke orang, ada yang dibelanjakan," ungkapnya.
Adapun total uang palsu yang dikuasai SU sebanyak Rp 20 juta dengan harga beli Rp 10 juta.
"Dia beli selisih satu dua, dia beli satu juta, dia terima dua juta. Jadi dia beli Rp 10 juta dikasih Rp 20 juta," bebernya.
Uang palsu itu lanjut Reonald, dibeli SU setelah bergabung dalam grup WhatsApp yang dibuat oleh pelaku lainnya.(*)
Ternyata Uang Palsu Buatan Syahruna di Perpus UIN Lolos Mesin Penghitung |
![]() |
---|
Jaksa: Annar Minta Syahruna Produksi Uang Palsu di Jl Sunu Makassar |
![]() |
---|
Sosok Hakim Perempuan Pimpin Sidang Kasus Uang Palsu UIN di PN Sungguminasa Gowa |
![]() |
---|
Besok Sidang Perdana 4 Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin, Termasuk Andi Ibrahim |
![]() |
---|
Beda Pengakuan Syahruna dengan Annar Sampetoding terkait Mesin Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.