Opini
Selatan ‘Menghilang’
Ditambah lagi dengan pendekatan Superdelegate dan aturan partai dalam sistem Partai Demokrat yang memiliki pengaruh yang signifikan.
Meskipun ada hal yang kadang tak disadari, misalkan saja, ini justru akan berdampak hilangnya pilihan-pilihan alternatif kita pada figur-figur terbaik, yang bisa jadi mereka jauh lebih baik dan lebih menjanjikan bagi kesejahteraan rakyat.
Hilang figur-figur ini mungkin menguntungkan pihak-pihak tertentu, namun justru akan menjadi kerugian besar bagi Sulawesi Selatan sebagai lumbung calon pemimpin masa depan bangsa ini.
Kerinduan Dinamika Elegan
Kita prihatin atas pupusnya kesempatan Ilham Arief Sirajuddin dan buyarnya peluang bertarung Taufan Pawe, mereka berdua tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi pemilihnya.
Begitu pun tidak ikutnya berkontestasi Mayjend TNI (P) Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, dan satu-satunya bakal calon perempuan, sosok srikandi modern milik Sulsel dari tanah Luwu dengan berbagai prestasi nasional yang diraihnya, Indah Putri Indriani.
Demikian juga dengan pejuang aspirasi dan suara rakyat dari tanah Wajo, Andi Iwan Darmawan Aras yang jejeran balihonya di berbagai sudut hingga saat ini masih tetap menghidupkan harapan besar masyarakat agar dia tetap maju dan mewujudkan ide-ide besarnya lima tahun di Sulsel.
Dan absennya figur energik dari selatan-selatan, Adnan Puritca Ichsan, yang hingga detik ini masih menyisakan tanda tanya besar serta buyarnya harapan besar masyarakat dengan tak majunya dia dalam kontestasi ini.
Namun pun demikian, nampaknya ketakhadirannya justru mampu memainkan komposisi harmonis dalam peluang politiknya.
Situasi ini justru menghadirkan kerinduan bagi tak sedikit orang akan pertarungan yang elegan di Era SYL maupun di era IYL, dengan dinamika tinggi namun para pendukung setiap calon punya rasa memiliki yang kuat dan semangat memperjuangkan pilihan mereka dengan antusias.
Rakyat rindu situasi diimana sekuat apapun lawan dari SYL ataupun IYL mereka selalu membuka lebar-lebar peluang bertanding di dalam arena dengan tetap sama-sama bersaing berebut tiket partai dan berebut hati rakyat untuk dipilih.
Dan kerinduan pada sebuah legacy (warisan nilai), yakni bangunan Karakter pertarungan politik SYL dan IYL yang selalu merawat semangat orang Bugis-Makassar yang dianalogikan jika ada masalah maka diselesaikan dengan cara “Sitobok i Lalang Lipak” (pertarungan di dalam sarung), bukan dengan menggiring lawan berada di dalam sarung sendirian lalu lawan menikamnya dari belakang secara brutal luar sarung.
Selatan tetaplah selatan. Wilayah ini mungkin absen mengirimkan perwakilannya di kontetasi kali ini. Tapi perlu dicatat, bahwa saat perhelatan Pilgub Sulsel 2024 ini selesai, mata publik akan tertuju dan terbagi pada dua arah.
Sebagian kecil akan mengarah ke arena tempat sang pemenang pilgub yang mungkin jauh hari sudah diketahui siapa yang akan memenangkannya, dan sebagian besar lainnya akan tetap tertuju dan fokus pandangannya pada figur alternatif diluar arena, yang gambar mereka tak sempat tercetak di kertas suara 27 November ini.
Sebab mereka adalah para tokoh yang akan selalu mencahayai peradaban Sulawesi Selatan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.