30 Ribu Simpatisan Hadiri Deklarasi Sarif-Qalby di Lapangan Pastur Jeneponto Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Pasangan bakal calon Bupati-Wakil Bupati Jeneponto, Muhammad Sarif dan Moch Noer Alim Qalby menggelar Maklumat Rakyat atau deklarasi terbuka.

Maklumat dipusatkan di Lapangan Pastur, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (28/8/2024).

Tepat pada pukul 16.00 Wita, lapangan Pastur sudah dipenuhi massa pendukung.

Total 30 ribu massa itu berasal dari para simpatisan hingga kader partai pengusung.

Dalam sambutannya, Qalby mengaku bahwa maklumat yang diselenggarakan adalah untuk masyarakat umum.

"Kita mengundang seluruh masyarakat Kabupaten Jeneponto hadir hari ini, Jadi bukan hanya pendukung Sarif-Qalby, kalau ada pendukung-pendukung lain silahkan bergabung," kata Qalby mengawali orasinya.

"Karena dengan kehadiran saudara-saudara itu membuktikan bahwa hanya pasangan Sarif-Qalby yang mengerti keinginan masyarakat Jeneponto," sambungnya.

Dalam Maklumat tersebut, putra politisi DPRD Sulsel ini yakni H Alimuddin sedikit bercerita tentang perjalanannya hingga maju sebagai kandidat di Pilkada Jeneponto.

Dirinya harus meninggalkan Inggris yang menjadi tempatnya menyelesaikan studi S2 dan S3.

Baca juga: Hindari Iring-iringan Paris-Islam, Efendi-Arief Longmarch 500 Meter saat Daftar ke KPU Jeneponto

"Saudara-saudara, 30 ribu kilometer saya terbang dari Inggris ke Jeneponto, saya tinggalkan kenyamanan di negari orang, sereji kuerokang, eronaji kupaccinikang siri'na turatea (satu yang saya inginkan, saya hanya ingin memperlihatkan harga diri Jeneponto)," ujarnya diiringi tepuk tangan meriah.

Jeneponto kerap dicap daerah tertinggal membuat orasi Qalby semakin berapi-api.

Ia bersama Muhammad Sarif berambisi memajukan Butta Turatea dari seluruh sektor.

"Kita ini adalah warga Turatea, Punna niparawai pasti naiki cera'na (kalau kita direndahkan pasti tensinya naik 'lawan')," ungkapnya.

Sebelum maju di Pilkada Jeneponto, lanjut Qalby, dirinya sempat memutuskan untuk berkarir di Inggris.

Namun karena ajakan orang tuanya, H Alimuddin, ia akhirnya memilih pulang kampung.