Opini
Merdeka dengan ZIS: Kemerdekaan yang Sesungguhnya
Kemerdekaan sejati juga mencakup kebebasan dari belenggu materi, ketamakan, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Oleh: Ismail Suardi Wekke
Pemuda ICMI & Pascasarjana IAIN Sorong
Kemerdekaan adalah dambaan setiap manusia. Namun, kemerdekaan yang hakiki tidak hanya terbatas pada kemerdekaan dari penjajahan atau belenggu fisik.
Kemerdekaan sejati juga mencakup kebebasan dari belenggu materi, ketamakan, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Dalam Islam, salah satu cara untuk mencapai kemerdekaan yang sejati adalah dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah.
Semangat Agustus sebagai bulan kemerdekaan, menjadi peluang untuk mempertahankan kemerdekaan dan sekaligus menyelaraskan dengan keperluan masa kini.
Zakat Tidak Hanya di Ramadhan: Pilar Keadilan Sosial
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
Selain sebagai ibadah, zakat juga memiliki fungsi sosial yang sangat penting, yaitu untuk membersihkan harta dan menumbuhkan rasa persaudaraan di antara sesama muslim.
Dengan menunaikan zakat, seorang muslim telah ikut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Zakat mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat dengan harta benda.
Harta yang kita miliki pada dasarnya adalah titipan Allah SWT yang harus kita kelola dengan baik dan digunakan untuk kepentingan bersama.
Dengan demikian, zakat dapat membebaskan kita dari belenggu keserakahan dan ketamakan.
Menunaikan zakat bukan saja pada Ramadhan yang mulia. Begitu pula dengan infaq dan sedekah yang menjadi amalan setiap saat. Bukan amalan semasa Ramadan saja.
Infak dan Sedekah: Menumbuhkan Kepedulian Sosial
Infak dan sedekah merupakan bentuk ibadah sukarela yang dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membantu sesama.
Meskipun tidak diwajibkan secara syariat, namun infak dan sedekah memiliki banyak manfaat, baik bagi yang memberi maupun yang menerima. Dalam konteks dan kondisi tertentu bahkan bisa menjadi wajib.
Dengan berinfak dan bersedekah, kita dilatih untuk memiliki rasa empati terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.
Selain itu, infak dan sedekah juga dapat membuka pintu rezeki dan memperpanjang umur.
Kemerdekaan yang Hakiki: Maju dan Berkelanjutan
Zakat, infak, dan sedekah adalah tiga pilar penting dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah, kita tidak hanya meraih pahala di sisi Allah SWT, tetapi juga turut serta dalam memerdekakan diri dari belenggu materi dan sifat-sifat tercela.
Justru dengan instrumen ZIS menjadi kesempatan untuk memajukan kondisi “pembangunan” yang sudah ada.
Kemudian meneruskan ke masa depan sehingga bisa berdampak dan berkelanjutan. Dalam istilah yang digunakan PBB, salah satunya sustainable development.
Kemerdekaan yang hakiki adalah ketika kita mampu mengendalikan hawa nafsu, berbagi dengan sesama, dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Dengan demikian, kita akan hidup dengan tenang dan bahagia di dunia dan akhirat.
Zakat, infak, dan sedekah bukanlah sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan cara untuk mencapai kemerdekaan yang hakiki.
Dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah, kita tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial dan meraih keberkahan hidup.
Menyebarkan Maklumat ZIS Secara Masif
Agar generasi muda dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama, maka pendidikan tentang zakat, infak, dan sedekah perlu dimulai sejak dini.
Dengan demikian, mereka akan terbiasa untuk berbagi dan memiliki rasa empati terhadap orang lain.
Begitu pula Informasi secara TSM (terstruktur, sistematis, dan masif) perlu diteruskan. Kewujudan instrumen ZIS secara mapan perlu terus disuarakan.
Saat ini, sudah ada Baznas. Sampai ke masjid, kampus, dan juga desa terdekat, dalam bentuk UPZ (Unit Pengumpul Zakat). Maka menyalurkan ZIS, sudah saatnya diubah perlahan.
Beberapa hari lalu, tersebar sebuah video dimana ada warga yang menyalahgunakan logo Baznas untuk mencari uang demi kepentingan pribadi.
Dari inilah kita perlu meneruskan cara menyumbang dengan tidak melalui jalanan. Sehingga bisa dikelola secara organisasi.
Begitupun maklumat MUI Sulsel untuk melihat kembali saat mau menyumbang di jalanan, sehingga perlu dicermati dalam kaitan dengan kondisi.
Tidak lagi di jalanan, tetapi juga mulai menyalurkan melalui UPZ. Sehingga amalan ZIS menjadi gerakan yang berdampak.
Sebagai penutup, jika kemerdekaan kita 79 tahun yang lalu digapai dengan sudah payah. Diperjuangkan dengan darah dan air mata.
Maka, kini kemerdekaan yang kita raih, dapat dipertahankan dengan mengikhtiarkan keadilan sosial. Melalui ZIS, ketimpangan gini ratio dapat perlahan dikurangi.
Saat tidak ada lagi warga Indonesia yang hidup dalam kemiskinan ekstrim, Maka itulah salah satu makna kemerdekaan, kemerdekaan yang sebenarnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.