Opini
Hacker: Aktor Hubungan Internasional 5.0
Awal mula studi HI muncul Ketika terbentuknya negara-bangsa yang dihasilkan dari perjanjian Westphalia pada tahun 1648.
Kemampuan mereka untuk menembus sistem keamanan dan mengakses informasi sensitif menjadikan mereka aktor penting dalam dinamika global.
Oleh karena itu, muncul sebuah pertanyaan yaitu Bagaimana hacker dapat berperan dalam Hubungan Internasional diera 5.0?.
Beberapa poin penting yang perlu dicermati yakni pertama, Cyber Warfare, Hacker dapat menjadi alat bagi negara untuk melancarkan serangan siber terhadap negara lain.
Contohnya, pencurian data rahasia, peretasan infrastruktur kritis, hingga disinformasi untuk memicu gejolak politik.
Selain itu, Kelompok hacker juga dapat melancarkan serangan siber untuk mencapai tujuan politik mereka, seperti hacktivisme untuk
mendukung gerakan sosial atau balas dendam terhadap negara yang dianggap menindas.
Karakteristik utama Cyber Warfare (Perang siber) yaitu pertama Non-kinetis, Perang ini terutama melibatkan penggunaan jaringan komputer dan perangkat lunak, bukan senjata fisik.
Kedua Asimetris, dapat digunakan oleh negara besar dan kecil, dan bahkan aktor non-negara, untuk menimbulkan kerusakan yang signifikan.
Point kedua yaitu hacker dijadikan sebagai Spionase dan Intelijen, kemampuan hacker untuk mengintai dan mencuri informasi menjadikan mereka aset berharga bagi agen intelijen.
Tak hanya itu, Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh keunggulan strategis dalam hubungan antar negara.
Point ketiga adalah Diplomasi Digital, Hacker dapat dijadikan sebagai diplomat digital untuk berupaya mempengaruhi opini publik dan memanipulasi melalui media sosial dan platform online lainnya.
Selain itu, Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendukung agenda diplomatik suatu negara atau melemahkan lawan.
Point keempat yaitu hacker merupakan ancaman terhadap keamanan global.
Jika menelaah dalam perspektif keamanan internasional, Hacker dianggap sebagai aktor non-negara yang dapat mengancaman terhadap Keamanan Global.
Mengapa demikian, karena hacker dapat mengganggu stabilitas dan keamanan global.
Contohnya, serangan siber terhadap infrastruktur kritis seperti pembangkit listrik atau sistem keuangan dapat melumpuhkan suatu negara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.