Opini
Hacker: Aktor Hubungan Internasional 5.0
Awal mula studi HI muncul Ketika terbentuknya negara-bangsa yang dihasilkan dari perjanjian Westphalia pada tahun 1648.
Oleh: Muh Zulhamdi Suhafid
Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Studi hubungan internasional kerap kali menyoroti peran aktor dalam memainkan dinamika interaksi antarnegara.
Awal mula studi HI muncul Ketika terbentuknya negara-bangsa yang dihasilkan dari perjanjian Westphalia pada tahun 1648.
Pada waktu itu, berakhirnya peristiwa perang 30 tahun baru kemudian ada kedaulatan disetiap negara, dimana hal ini tidak ada tatanan tertinggi selain daripada negara.
Perlu diketahui bahwa ada tiga aspek untuk mengukur interaksi hubungan internasional yakni aktor (Actors), kepentingan (Interests), dan kekuatan (Power).
Perkembangan teknologi informasi diabad 21 telah memasuki era revolusi industri 5.0. kemajuan teknologi tidak hanya berdampak positif terhadap kemajuan peradaban manusia, tetapi juga berdampak negatif kepada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini menjadi sebuah ancaman negara dan dunia internasional, dimana isu peretasan data instansi negara maupun individu
marak dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini penulis menganggap bahwa Hacker menjadi aktor hubungan internasional diera 5.0 notebenenya menjadi sebuah ancaman
internasional.
Jika menilik paradigma keamanan Internasional yang dicetuskan oleh Barry Buzan adalah bahwa studi keamanan dibagi menjadi dua yaitu ancaman keamanan tradisional yakni militer, sedangkan ancaman non-tradisional seperti ekonomi, lingkungan, pandemi, Hak Asasi Manusia, dan Serangan Siber.
Jadi dizaman kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dan cepat, kemajuan teknologi juga menjadi sebuah ancaman keamanan internasional apabila teknologi tersebut disalahgunakan oleh oknum-oknum peretas (Hacker).
Aktor hubungan internasional menjadi salah satu aspek paling penting untuk mengklasifikasikan suatu fenomena interaksi antarnegara.
Menilik berakhirnya perang dingin tahun 1990-an dimana antara blok barat dan timur menandakan semakin luasnya cakupan aktor hubungan internasional melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Jadi, bukan lagi negara yang menjadi peran utama dalam hubungan internasional, tetapi ada aktor non-negara seperti Non-
Governmental Organization (NGO), Multinational Cooperation (MNC), Hacker (Peretas), dan lain sebagainya.
Di era digital ini, peran Hacker telah melampaui batas dunia maya dan mulai berpengaruh signifikan dalam hubungan internasional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.