Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Reaksi PWNU Sulsel 5 Warga NU Ketemu Presiden Israel Isaac Herzog

Kelimanya adalah Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania.

Penulis: M Yaumil | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Anre Gurutta Haji (AGH) Baharuddin Shafa (peci putih) bersama perwakilan PBNU di  Konferensi Wilayah (Konferwil) XIV di UIN Hotel dan Conventions Center, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Kamis (30/5/2024) lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lima Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) ketemu Presiden Israel Isaac Herzog menjadi polemik tersendiri.

Kehadiran lima pemuda berfoto bersama dengan Presiden Israel Isaac Herzog berbuntut panjang.

Kelimanya adalah Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania.

Parahnya lagi, lima nahdliyin ini membawa-bawa nama PBNU di hadapan pemerintah rezim genosida Israel.

Banyak yang mengkritik langkah lima intelektual polos ini.

Sebab, framing dunia bisa saja berpihak kepada Israel didukung organisasi Islam terbesar di Indonesia

Apalagi mengingat tidak ada hubungan politik antara Indonesia dengan Israel.

Ketua Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anre Gurutta Haji (AGH) Baharuddin Shafa mengatakan kelimanya akan diproses oleh PBNU.

Bahkan lima pemuda itu terancam dipecat.

Dipecat dari jabatan maupun pengurusan.

“Saya kira akan diproses itu, kalau dia umpamanya menduduki jabatan pasti akan dicopot semua sebentar itu, seperti penjelasannya pak Sekjen, akan diproses,” katanya kepada tribun timur, Selasa (16/7/2024).

Lima cendekiawan buta geopolitik ini menjadi perbincangan publik.

Kehadiran mereka di istana rezim genosida masih misterius.

PBNU sendiri tidak menugaskan lima pemuda itu bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Sehingga lima pemuda itu bertemu atas nama pribadi.

“Yang menjadi kesalahan sebentar kalau memang atas nama NU padahal tidak dapat rekomendasi atau perintah, itulah kesalahan besar,” kata ulama Sulsel itu.

Kasus ini viral dan PBNU akan mengambil tindakan tegas atas tindakan lima pemuda Nahdliyin itu.

“Yang jelas tidak ada perintah semacam utusan jadi mungkin hanya warga NU biasa bukan pengurus,” tutur Ketua PWNU Sulsel itu.

Lukai perasaan

Saifullah Yusuf menyebut jika pertemuan lima pemuda NU dengan Herzog melukai perasaan bangsa Palestina dan Indonesia.

“Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” kata Syaifullah Yusuf.

Menurut Gus Ipul, sapaannya, kepergian lima orang ini ke Israel adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana di tengah situasi yang memanas antara Israel dan Palestina.

Padahal, kata Gus Ipul, NU sebagai organisasi berada di barisan depan mengutuk serangan terus menerus yang dilakukan Israel.

Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, bukan tidak mungkin kelima orang ini akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom.

Pertemuan kelima aktivis NU dengan Herzig berbanding terbalik dengan sikap pemerintah Indonesia yang masih sibuk mengecam serangan kekerasan dan pelanggaran kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap Gaza, Palestina.

Tak terhitung sudah seruan, kecaman dan desakan agar Israel menghentikan agresi yang sudah mendekati tindakan genosida tersebut.

Terbaru, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun X resminya, Minggu (14/7/2024) yang menyebut serangan Israel di kamp pengungsian Al Mawasi sebagai tindakan biadab.

Tindakan tak beradab itu ditentang keras, dikutuk, karena membunuh orang tak berdaya dengan perlindungan tenda seadanya menggunakan peralatan tempur canggih luar biasa.

"Indonesia mengutuk keras kebiadaban dan pembantaian Israel berulang dan kini kembali terjadi di Al Mawasi, Khan Younis, Gaza Selatan," tulis Kemenlu.

 

Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved