Buruh KIBA
Lilin Keadilan Buruh KIBA Menyala di Monumen Mandala, Tuntut Hak yang Terabaikan
Dari Bantaeng ke Makassar, ratusan buruh KIBA nyalakan lilin keadilan di Mandala, tuntut hak lembur dan gaji layak. Anak istri dibawa.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Monumen Mandala berdiri kokoh, menjadi saksi nyala lilin keadilan, Senin (29/9/2025) malam.
Di bawah bayang monumen setinggi 75 meter itu, ratusan buruh dari Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) berkumpul, membawa harapan dan tuntutan yang telah lama mereka suarakan.
Aksi solidaritas digelar di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.
Mereka menempuh jarak 131 kilometer dari Bantaeng ke Makassar demi satu tujuan, keadilan.
Sebagian membawa anak dan istri.
Motor dan mobil bak terbuka menjadi saksi keteguhan mereka.
Tujuannya bukan wisata maupun liburan melainkan perjuangan.
Buruh KIBA hadir menyuarakan hak yang diabaikan.
Mereka menolak diam, menolak lupa, dan menolak tunduk pada sistem kerja menekan.
Lilin-lilin dinyalakan.
Satu per satu, cahaya kecil itu menyala, menjadi simbol keadilan mereka tuntut.
Di tengah malam yang sunyi, suara orator menggema, membakar semangat.
“Buruh bersatu tak bisa dikalahkan, buruh bersatu tak bisa dikalahkan!”
Di tengah nyala lilin dan orasi menggema, suara-suara buruh KIBA menyatu dalam satu tuntutan.
Mereka menyoroti berbagai persoalan selama ini membelenggu kehidupan para pekerja.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.