Opini
Berkarya Tanpa Narkoba
Tujuannya diperingati adalah untuk menentukan tindakan dan kerjasama dalam penyalahgunaan dan perdagangan narkoba.
Oleh: Teguh Pamungkas
Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN
Setiap tanggal 26 Juni lalu kita peringati sebagai Hari Anti Narkoba Internasional.
Tujuannya diperingati adalah untuk menentukan tindakan dan kerjasama dalam penyalahgunaan dan perdagangan narkoba.
Permasalahan barang haram (narkoba), pengonsumsi dan pengedar narkoba mustahil sirna bila tidak dilengkapi dengan adanya kesadaran diri dari kita.
Memunculkan kesadaran diri, di mana konsekuensi itu nyata telah merugikan banyak hal, tak hanya dari segi kesehatan.
Berimbas pula pada kondisi sosial dan ekonomi diri serta keluarga.
Belum lama ini tersiar kabar, seorang musisi/penyanyi dengan lagu-lagunya yang akrab kita dengar, tersandung kasus narkoba.
Ia bersama teman perempuannya ditangkap di suatu kosan pada Kamis (20/6) yang sedang mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Menurut pengakuannya, ia mengonsumsi narkoba bukan lantaran bercerai dengan istrinya, namun untuk menurunkan berat badan. Kini musisi dan temannya tersebut menjadi tersangka.
Seumpama fatamorgana yang suka menganggu, narkoba terus menggoda untuk menguasai kesenangan.
Jika ada masalah hidup, narkoba pun bukan sebagai tempat pengaduan problematika yang tengah dihadapi.
Pada hakikatnya dikala memeroleh kesenangan maupun di saat dalam keadaan tekanan hidup, mengonsumsi miras maupun
narkoba bukanlah ajang untuk mengekspresikan diri.
Secara konsep diri, ada dua aspek penyebab seseorang menggunakan narkoba, yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal ditandai oleh kondisi diri yang tidak stabil. Individu yang tidak stabil biasanya menyebabkan emosi dan tindakan seseorang tak terkendali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.