Pelecehan di Takalar
Beda Pengakuan Korban, Guru SMK Takalar Sulsel Bantah Lecehkan Siswa: Refleks, Itu Cuma Rasa Bangga
'Saya menganggap ciuman itu adalah rasa bangga dan kegembiraan atas prestasi MIA di sekolah'.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
"Setelah pertemuan itu sudah disepakati hari pelaksanaan pertemuan untuk tanda tangan surat pernyataan yaitu pada Hari Kamis 13 Juni 2024 lalu Pada Hari Jumat tanggal 14 Juni 2024 pukul 10.30 Wita saya mendapat panggilan dari Cabang Dinas Wilayah VIl untuk bertemu dengan Pak Hamzah selaku kepala seksi SMK," tutupnya.
Baca juga: Dilapor Lecehkan 4 Mahasiswi, Oknum Kadep FISIP Unhas Diberhentikan Sementara
Curhat Orang Tua Korban
Berbeda dengan pengakuan oknum guru, orang tua korban sebelumnya bercerita jika anaknya trauma atas kejadian itu.
Dari penuturan keluarga korban kepada Tribun-Timur.com, saat itu pelaku (HIM) masuk ke sebuah ruangan di mana korban ada di dalam sendirian.
Dari belakang, pelaku langsung memeluk dan melecehkan korban.
Akibat perbuatan itu, korban mengalami depresi dan trauma.
Dan trauma itu masih dirasakan korban sampai sekarang.
Sementara pelaku masih bebas berkeliaran di lingkungan sekolah.
Pihak keluarga juga telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah.
Ayah Korban datang melapor ke sekolah pada tanggal 4 Juni 2024.
Kemudian pada tanggal 5 Juni, ayah korban dipanggil ke sekolah untuk bertemu Guru BK dan kepala sekolah.
Hasil pertemuannya, pihak sekolah mengatakan itu bukan kewenangannya.
"Kata kepseknya ini bukan kewenangannya. Dan dia bilang akan bicarakan lebih lanjut nanti," kata Ayah Korban, Senin (1/7/2024).
Tak puas dengan jawaban itu, keluarga korban kemudian melapor ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jeneponto-Takalar.
Namun, bukannya mendapat titik terang, Cabang Dinas Wilayah VII malah melempar tanggung jawab penanganannya ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.