Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Universitas Hasanuddin

Profesor Termuda Indonesia dari Unhas, Prof Andi Dian Permana Putra Sidrap Guru Besar Usia 34 Tahun

Prof Andi Dian Permana mengikuti proses pengukuhan guru besar Farmasi Universitas Hasanuddin pada, Selasa (11/6/2024).

Editor: Alfian
ist
Prof Andi Dian Permana Guru Besar Farmasi Unhas tercatat sebagai salah satu profesor termuda Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar atau Profesor merupakan gelar akademik tertinggi di perguruan tinggi dan bagaimana jadinya jika di usia muda gelar ini bisa dicapai?

Itulah yang mampu diwujudkan Prof Andi Dian Permana setelah dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas) di usianya yang masih 34 tahun.

Kini Prof Andi Dian Permana tercatat sebagai profesor termuda di Unhas.

Bukan hanya itu, Prof Andi Dian Permana putra kelahiran Rappang Kabupaten Sidrap Sulsel itu juga masuk dalam daftar profesor termuda Indonesia yang saat ini masih aktif mengajar.

Lantas siapa Prof Andi Dian Permana dan sepak terjangnya ? Berikut profil lengkapnya:

Pada, Selasa (11/6/2024) bertempat di Ruang Senat lantai 2 Rektorat Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Prof Andi Dian Permana mengikuti proses pengukuhan guru besar.

Prof Andi Dian Permana dikukuhkan sebagai profesor bidang Penghantaran Obat Fakultas Farmasi Unhas.

Selain Prof Andi Dian Permana, pengukuhan guru besar Unhas pada momen tersebut juga diikuti 3 guru besar lainnya yakni Prof Firzan Nainu, Prof Yusnita Rifai, dan Prof Yulia Yusrini Djabir.

Baca juga: Unhas Kini Miliki 521 Profesor

Dalam kesempatan tersebut, Prof Andi Dian Permana membawakan orasi dengan judul Lalat Buah Drosophila Melanogaster Sebagai Organisme Model Dalam Drug Discovery dan Drug Repurposing: Potensi dan Tantangan Translasinya Dalam Pengobatan.

Ia menjelaskan, kulit merupakan salah satu jalur penghantaran yang efektif untuk menjadi alternatif dari beberapa kekurangan jalur penghantaran konvensional. 

Secara spesifik, sebagai sistem penghantaran obat yang baru, microneedle memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan penghantaran konvensional lainnya. 

Prof Andi Dian mengatakan, sistem ini tidak hanya mampu menghantarkan obat untuk terlokalisasi di kulit, tetapi juga mengantarkan obat ke sirkulasi sistemik.

“Saya juga ingin menggaris-bawahi betapa pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan teknologi ini. Keberhasilan dalam bidang Microneedle Delivery System tidak dapat dicapai oleh satu individu saja,” jelasnya.

Sekretaris Gugus Penjaminan Mutu itu juga mengatakan bahwa dirinya beruntung memiliki rekan-rekan sejawat dan mahasiswa luar biasa telah bekerja sama dalam upaya menciptakan terobosan dalam sistem penghantaran obat ini. 

"Sebab, kolaborasi ini juga memungkinkan pertukaran ide dan pandangan beragam, memperkaya penelitian dan mempercepat kemajuan ilmiah," tuturnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved