Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Universitas Hasanuddin

Mahasiswa Unhas Ciptakan Namelo, Patch Antinyamuk Alami untuk Cegah DBD

Tim Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi Namelo, patch antinyamuk berbahan alami dari ekstrak serai wangi

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok PKM Unhas
ANTI NYAMUK-Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi Namelo. Namelo adalah patch antinyamuk berbahan alami dari ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus) dan kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi Namelo, patch antinyamuk berbahan alami dari ekstrak serai wangi (Cymbopogon nardus) dan kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

Produk ini menawarkan solusi praktis, aman, dan ramah lingkungan dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Inovasi ini lahir sebagai respons atas tingginya kasus DBD di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, hingga minggu ke-22 tahun 2024 terdapat 119.709 kasus dengan 777 kematian.

Kondisi ini menegaskan perlunya perlindungan diri yang efektif, terutama di wilayah tropis dengan populasi nyamuk Aedes aegypti tinggi seperti Makassar.

Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang menjadi vektor utama (pembawa) beberapa penyakit berbahaya pada manusia, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Zika, Chikungunya, dan demam kuning.

Baca juga: Universitas Hasanuddin Makassar Jadi Puncak Campus Workshop JNE Content Competition 2025

Ciri-ciri utama Aedes aegypti yakni warna tubuhnya hitam dengan belang putih pada kaki dan tanda putih berbentuk lira di punggung.

Aktivitas menggigit lebih aktif pada pagi hingga sore hari, bukan di malam hari seperti nyamuk malaria (Anopheles).
Kemudian, tempat berkembang biak yakni genangan air bersih yang tidak mengalir, seperti bak mandi, vas bunga, ember, dan tempat penampungan air hujan.

Perilaku bertelur betina meletakkan telur di dinding wadah air, sedikit di atas permukaan air, dan telur dapat bertahan kering selama berbulan-bulan sebelum menetas saat terkena air.

Kemudian, nyamuk ini banyak ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia, sehingga pengendaliannya menjadi kunci dalam mencegah penyebaran DBD.

Anggota Tim PKM-K Namelo yakni Humairah Afifah (Farmasi 2023), Layli Hidayati Purnami (Farmasi 2023), Fikri Ardiansyah (Akuntansi 2023), Andi Faiza Azwa Rezky Mahir (Ilmu dan Teknologi Pangan 2023), dan Maysli Yuslia Marsel (Farmasi 2023). 

Namelo dirancang tanpa kontak langsung dengan kulit, sehingga meminimalkan risiko iritasi yang sering terjadi akibat bahan kimia sintetis seperti DEET.

Minyak atsiri serai wangi mengandung citronellol dan geraniol, sedangkan kulit jeruk nipis mengandung linalool dan limonene, yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk alami.

Produk ini dikemas dalam ziplock berisi delapan patch, mudah dibawa, dan memiliki daya perlindungan yang tahan lama.

Bahan baku Namelo diperoleh dari kemitraan dengan petani lokal di Kabupaten Maros, khususnya Kecamatan Mallawa dan Simbang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved