Opini
Menakar Agenda SDGs dengan Perspektif Sistematika Wahyu
Kehadiran kami mewakili delegasi Sosiologi Unhas bersama enam rekan dosen lainnya dari Departemen Sosiologi Unhas Prodi S1, S2 dan S3.
Sistematika Wahyu mencakup lima surah pertama berdasarkan urutan turunnya wahyu: surah al-Alaq ayat ke-1 sampai ayat ke-5, surah alQalam ayat ke-1 sampai ayat ke-7, surah al-Muzzammil ayat ke-1 sampai ayat ke-10, surah alMuddatstsir ayat ke-1 sampai ayat ke-7, dan surah al-Fatihah ayat ke-1 sampai ayat ke-7.
Pendekatan ini menekankan kesadaran bertauhid, pengembangan akhlak Qur’ani, peningkatan kualitas spiritual, pemberdayaan gerakan dakwah, dan penerapan Islam secara kaffah untuk mewujudkan sebuah prototipe masyarakat ideal menurut nilai-nilai ajaran agam Islam.
Dalam perspektif Sistematika Wahyu, seluruh orientasi pembangunan berkelanjutan harus didasarkan pada landasan basis yang kuat, yaitu nilai-nilai keimanan dan ajaran Al-Qur'an yang menekankan pentingnya ilmu dan kesadaran bertauhid sebagai dasar segala tindakan.
menekankan pengembangan akhlak qur’ani dan integritas hidup yang mengarahkan pada orientasi hidup yang baik dan benar, baik itu di dunia terlebih lagi di akhirat kelak, menekankan pentingnya spiritualitas dan disiplin, mendorong aktivitas pemberdayaan melalui dakwah dan transformasi sosial, yang sejalan dengan berbagai tujuan SDGs yang berfokus pada inklusi sosial dan pemberdayaan.
Integrasi Perspektif Sistematika Wahyu dalam Implementasi SDGs Integrasi nilai-nilai Sistematika Wahyu dalam implementasi SDGs dapat memperkuat upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.
Kesadaran bertauhid dan pendidikan yang holistik dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesejahteraan bersama.
Pengembangan akhlak dan integritas dapat mengurangi korupsi dan ketidakadilan, memperkuat lembaga, dan menciptakan masyarakat yang lebih damai dan inklusif.
Peningkatan kualitas spiritual dan disiplin pribadi dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik individu, yang pada gilirannya berdampak positif pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Aktivitas dakwah dan transformasi sosial dapat memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan, menciptakan perubahan sosial yang signifikan dan berkelanjutan.
Kesimpulan SDGs adalah kerangka kerja dan cita-cita global yang komprehensif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Untuk itu integrasi perspektif Sistematika Wahyu dapat memberikan landasan dan basis nilai-nilai spiritual dan moral yang kuat, memperkuat implementasi dan pencapaian tujuan-tujuan ini.
Dengan menggabungkan prinsip-prinsip keimanan, pendidikan, akhlak, spiritualitas, dan dakwah, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan sesuai dengan visi Al-Qur'an dan ajaran Islam. Wallahualam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.