Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Catatan di Kaki Langit

Demokrasi Berbudaya Melayu

Tanpa partai opposisi pun kemarin, kehidupan sosial politik kita pecah, terbelah, karena politisi kita berwajah opposisi Barat.

Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
Cendekiawan Muslim M Qasim Mathar. 

Untuk sementara jangan dengarkan dulu omongan tokoh-tokoh PDI-P yang kalah.

Mulai dari sekjennya terus ke yang lain, bicaranya sekarang bak pemain sepakbola yang menyalahkan pihak lain karena kalah.

Mari dicermati omongan pemerintah yang baru agar tahu ke mana bangsa akan dibawa dan kita berpartisipasinya di mana dan bagaimana.

Pada masa itu, seperempat abad yang silam, aku sempat dengar omongan: tidak lama lagi, di Istana Negara, orang-orang akan banyak berbicara bugis. Saking banyaknya politisi bugis (Golkar) keluar masuk Istana. Tetapi, tiba-tiba terjadi reformasi,... suasana berubah, juga suasana Istana....

Untungnya kader HMI, Akbar Tanjung, menangani Golkar dengan leadership "soft"nya. Golkar yang jadi sasaran waktu itu, selamat .... dan berjaya hingga hari ini.

Sesudah Akbar Tanjung menyelamatkan Golkar, barulah banyak tokoh/politisi yang mengambil keuntungan di Golkar.

Akbar menurut saya adalah bukan sekedar Bapak Golkar, tetapi dia adalah Bapak Reformasi dan Bangsa yang sesungguhnya. Bukan yang lain.

Di era Prabowo dan koalisinya kelak, partai ini akan banyak menentukan masa depan bangsa ini.

Di era Prabowo, jalan opposisi bukan jalan yang baik.

Opposisi juga tidak sesuai budaya Indonesia, yang Melayu.

Orang Melayu amat 'perasa'. Watak opposisi suka 'mengganggu' perasaan. Partai yang memilih beropposisi, memilih jalan yang keliru.

Tanpa partai opposisi pun kemarin, kehidupan sosial politik kita pecah, terbelah, karena politisi kita berwajah opposisi Barat, yang tak sesuai dengan ke-melayu-an Indonesia.

Era Prabowo, semoga budaya gotong royong, kekeluargaan dan religius disuburkan kembali.

Demokrasi hanya cocok kalau duduk dalam pangkuan budaya Indonesia: gotong royong, kekeluargaan dan religius.

Tanpa duduk di pangkuan budaya itu, demokrasi dengan opposisi gaya Barat hanya akan semakin meretakretakkan kehidupan bangsa kita!(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved