Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Catatan di Kaki Langit

Bahaya Kecanduan Kaum Intelektual

Hanya menyimak percakapan di GWA (Group WhatsApp) yang bisa diamati oleh penulis. Tidak semua percakapan bisa dibaca oleh penulis.

Editor: Sudirman
DOK TRIBUN TIMUR
Prof M Qasim Mathar 

Oleh: M. Qasim Mathar

TRIBUN-TIMUR.COM - Tulisan ini tidak didasarkan pada penelitian yang mendalam dan dari banyak aspek. Hanya semacam hasil pengamatan biasa. Itupun sangat terbatas.

Hanya menyimak percakapan di GWA (Group WhatsApp) yang bisa diamati oleh penulis. Tidak semua percakapan bisa dibaca oleh penulis.

Tapi, penulis yakin, anggota GWA semuanya sarjana. Lulusan mimimal pendidikan S.1. Artinya, semuanya netizen di situ adalah kaum intelektual atau terpelajar. 

Presiden baru dan wakilnya sudah dilantik. Kabinet baru segera bekerja. Para menteri di kabinet Prabowo-Gibran merupakan kombinasi antara menteri⊃2; era Joko Widodo-Maruf Amin dan menteri⊃2; yang baru.

Dengan kombinasi itu keberlanjutan pembangunan terjamin dan bergerak pasti menuju Indonesia Emas 2045.

Satu hari kekhidmatan dan kemeriahan pelantikan kemarin, melahirkan bunga⊃2; harapan dan doa⊃2; kebaikan dari segenap rakyat yang menyaksikan pelantikan itu.

Adalah seyogianya kaum intelektual (kaum terpelajar) di GWA mendukung harapan dan doa rakyat itu.

Inilah saatnya konten yang pesimistis di GWA, yang mengganggu bertumbuh-kembangnya harapan dan doa rakyat, distop.

Dengan pergantian kekuasaan dan pemerintahan saat ini, adalah elegan bila kaum intelektual juga menunjukkan kesadaran tentang terjadinya peralihan kekuasaan di negara kita.

Pidato pertama presiden Prabowo setelah dilantik semakin menegaskan pernyataan Prabowo pada banyak kesempatan sebelum beliau dilantik. Rakyat harus merdeka.

Kita mesti swasembada pangan. Kita mesti maju di bidang industri. Jangan ada rakyat yang masih miskin, menderita dan melarat. Dan, jangan rakyat masih banyak yang bodoh.

Jangan membiarkan anak⊃2; kita kekurangan gizi. Kesadaran⊃2; itu sering diserukan oleh presiden. Aneh, bukan, kalau kaum intelektual tidak mengimbangi tekad presiden kita.

Atau, justeru menempuh jalan sebaliknya. Yaitu, mengulangi konten-konten di GWA yang menghembuskan pesimistis, narasi percekcokan dan pengejekan yang terus menerus, tanpa ujung. Itu antara lain yang saya amati di GWA. 

Ketika banyak kalangan menyadari perlunya segera menyesuaikan diri dengan era baru setelah peralihan rezim, dari rezim Jokowi ke rezim Prabowo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved