Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Santriwati Menangis Histeris di Luwu

Dua Kubu Saling Lapor, Satu Guru Ponpes Darul Istiqamah Luwu Ditahan

Satuan Reskrim Polres Luwu menangkap dua pelaku penyerangan BS dan H. BS dan H mengakui jika sumber api berasal dari aksinya yang membakar kertas.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Surat penahanan kepolisian guru Ponpes Darul Istiqamah Usamah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kasus penyerangan-pembakaran Ponpes Darul Istiqamah, Kecamatan Kamanre, Luwu, terus bergulir di kepolisian.

Satuan Reskrim Polres Luwu menangkap dua pelaku penyerangan BS dan H.

BS dan H mengakui jika sumber api berasal dari aksinya yang membakar kertas.

Setelah membakar, keduanya kemudian menyimpan kertas tadi di atas kursi plastik.

Dari situlah, api mulai membakar salah satu bagian Ponpes Darul Istiqamah.

Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muhammad Saleh menerangkan, kedua kubu saling melapor atas dugaan penyaniayaan.

Laporan yang ia terima, berasal dari pengelola Ponpes dan ahli waris.

Salah seorang guru Ponpes Darul Istiqamah, Usamah ditangkap polisi.

"Karena memang dua kubu ini saling lapor atas dugaan penganiayaan," jelasnya, Senin (18/12/2023).

Kata Saleh, pihaknya mengamankan dua pihak yang saling bertikai.

"Dia mengatakan atas aksi saling lapor itu pihaknya sudah mengamankan dua orang yang bertikai yakni, guru Ponpes bernama Usamah dan ahli waris bernama Yusuf Hatta. Keduanya saat ini sudah menjalani pemeriksaan di Polres Luwu," terangnya.

Terpisah, Pengelola Ponpes Darul Istiqamah, Syukran Muadz, pihaknya menyayangkan salah satu guru pesantren ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Luwu.

Padahal, menurut Syukran, salah satu guru itu hanya melakukan upaya pembelaan diri.

"Masa kasihan membela diri dari penyerangan YH haruski diam begitu saja. Bahkan melarikan diripun dari serangannya pasti tidak terhindarkan karena saat itu guru kami Usama Ma'shum sedang duduk menunggu adiknya untuk diantar ke Kemenag Luwu," akunya.

"Tiba-tiba YH datang menghampiri dan langsung melayangkan pukulan. Meski sempat menghindar namun tetap kepalanya kepalanya dibenturkan di motor sehingga membela diri dari hantaman bertubi-tubi," tambahnya.

Pengelola diteror

Pasca penyerangan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah, Kecamatan Cilallang, Kabupaten Luwu, Sulwesi Selatan, pengelola mengaku masih kerap mendapatkan teror.

Pengelola Ponpes Darul Istiqamah Syukran Muadz mengaku teror datang dari sekelompok pria yang tak dikenal.

Baru saja polisi lepas berjaga di malam pembakaran, sejumlah pria tak dikenal datang mengancam ingin meratakan lokasi ponpes.

"Pasca penyerangan, sekitar 90 santri diungsikan demi keamanan karena pada malam penyerangan saat polisi di lokasi mengamankan area, warga disekitar menginfokan bahwa akan ada penyerangan susulan karena preman masih sembunyi di dekat lokasi menunggu kepulangan polisi. Namun kepolisian menunggu sampai subuh hari," jelasnya kepada Tribunluwu.com, Sabtu (16/12/2023).

"Pada pagi harinya beberapa preman melintas depan pondok sambil menggeber motor. Sesekali berteriak saya akan ratakan semua," tambahnya.

Demi menjaga keamanan para santri, pengeloma memutuskan mengungsikan mereka ke salah satu cabang Ponpes Darul Istiqamah yang berada di Kecamatan Suli.

"Maka dari itu, kami selaku pembina Pondok mengungsikan para santri di tempat lain. Meski asrama untuk menampung santri yang diungsikan tidak muat, terpaksa santri diinapkan di rumah warga dekat pondok rekanan," tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Luwu Zulkifli angkat bicara terkait kejadian yang viral tersebut.

Legislator Partai Golkar ini meminta agar aparat bisa menyelesaikan kasus tersebut.

Zulkifli geram, setelah mendengar kabar para santriwati Ponpes Darul Istiqamah menangis histeris.

Menurutnya, segala bentuk tindak kekerasan tidak patut dibenarkan.

"Betul, kasian sekali itu. Saya kira segala bentuk tindak kekerasan itu tidak dibenarkan," tegasnya.

"Kami tentunya meminta agar masalah ini tidak berlarut-larut. Khusus aparat penegak hukum, agar bisa menyelesaikan masalah ini. Mempertemukan kedua belah pihak dan bisa mencari jalan kaluarnya," tambahnya.

Ia pun siap memfasilitasi mediasi antara anak pemilik tanah wakaf dan pengelola pondok pesantren.

"Kami di DPRD siap memfasilitasi untuk mediasi apabila urusan ini tidak bisa diselesaikan. Jadi dipersilakan kedua belah pihak membela. Barangkali dengan memperlihatkan dokumen penguat masing-masing," terangnya.

Menurut Zulkifli, lewat forum mediasi itu, ia akan memanggil semua stakeholder terkait agar masalah konflik kepemilikan tanah itu bisa diselesaikan.

Baca juga: Polisi Tangkap 1 Penyerang Pondok Pesantren Darul Istiqamah Luwu

"Kami akan panggil instansi terkait. Misalnya Asisten I di bidang pemerintahan, Dinas Pertanahan juga kalau perlu. Kasian masalah seperti ini jika tidak diselesaikan, apalagi ini institusi agama," ujarnya.

Zulkifli mengaku, penyelesaian konflik dibutuhkan agar tak terjadi kasus serupa di lain tempat.

"Kasus serupa juga terjadi di Desa Pappakaju, sekolah juga yang disegel. Kita tidak mau masalah seperti ini bertambah banyak di Luwu," tutupnya.(*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved