Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Santriwati Menangis Histeris di Luwu

Pengelola-Santri Kembali Diteror, Sekelompok Pria Ancam Ratakan Ponpes Darul Istiqamah Luwu

Pengelola Ponpes Darul Istiqamah Syukran Muadz mengaku teror datang dari sekelompok pria yang tak dikenal.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
ist
Kondisi ruang Ponpes Darul Istiqamah, Kecamatan Cilallang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan usai diserang OTK. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasca penyerangan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah, Kecamatan Cilallang, Kabupaten Luwu, Sulwesi Selatan, pengelola mengaku masih kerap mendapatkan teror.

Pengelola Ponpes Darul Istiqamah Syukran Muadz mengaku teror datang dari sekelompok pria yang tak dikenal.

Baru saja polisi lepas berjaga di malam pembakaran, sejumlah pria tak dikenal datang mengancam ingin meratakan lokasi ponpes.

"Pasca penyerangan, sekitar 90 santri diungsikan demi keamanan karena pada malam penyerangan saat polisi di lokasi mengamankan area, warga disekitar menginfokan bahwa akan ada penyerangan susulan karena preman masih sembunyi di dekat lokasi menunggu kepulangan polisi. Namun kepolisian menunggu sampai subuh hari," jelasnya kepada Tribunluwu.com, Sabtu (16/12/2023).

"Pada pagi harinya beberapa preman melintas depan pondok sambil menggeber motor. Sesekali berteriak saya akan ratakan semua," tambahnya.

Demi menjaga keamanan para santri, pengeloma memutuskan mengungsikan mereka ke salah satu cabang Ponpes Darul Istiqamah yang berada di Kecamatan Suli.

"Maka dari itu, kami selaku pembina Pondok mengungsikan para santri di tempat lain. Meski asrama untuk menampung santri yang diungsikan tidak muat, terpaksa santri diinapkan di rumah warga dekat pondok rekanan," tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Luwu Zulkifli angkat bicara terkait kejadian yang viral tersebut.

Legislator Partai Golkar ini meminta agar aparat bisa menyelesaikan kasus tersebut.

Zulkifli geram, setelah mendengar kabar para santriwati Ponpes Darul Istiqamah menangis histeris.

Menurutnya, segala bentuk tindak kekerasan tidak patut dibenarkan.

"Betul, kasian sekali itu. Saya kira segala bentuk tindak kekerasan itu tidak dibenarkan," tegasnya.

Baca juga: Penyerang Ponpes Darul Istiqamah Luwu Terancam Penjara 15 Tahun, 1 Pelaku Masih Berkeliaran

"Kami tentunya meminta agar masalah ini tidak berlarut-larut. Khusus aparat penegak hukum, agar bisa menyelesaikan masalah ini. Mempertemukan kedua belah pihak dan bisa mencari jalan kaluarnya," tambahnya.

Ia pun siap memfasilitasi mediasi antara anak pemilik tanah wakaf dan pengelola pondok pesantren.

"Kami di DPRD siap memfasilitasi untuk mediasi apabila urusan ini tidak bisa diselesaikan. Jadi dipersilakan kedua belah pihak membela. Barangkali dengan memperlihatkan dokumen penguat masing-masing," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved