Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Survei KPK

Survei KPK: 50 Persen Siswa SD-SMP di Luwu Tetap Menyontek Meski Tahu Salah

Survei KPK: 50 persen siswa SD-SMP di Luwu tetap menyontek meski tahu itu salah. Guru diminta jadi teladan.

website aclc.kpk.go.id/Muh Sauki
 SURVEI INTEGRITAS PENDIDIKAN – Kolase foto survei integritas pendidikan dari KPK dan Kadis Pendidikan Luwu, Andi Palanggi. Sebanyak 50,68 persen siswa mengaku tetap menyontek.  

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap masih tingginya praktik ketidakjujuran di kalangan pelajar SD dan SMP di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Survei melibatkan 570 responden siswa SD/MI dan SMP/MTs.

Hasilnya, lebih dari separuh siswa tetap menyontek meski tahu itu salah.

Sebanyak 50,68 persen siswa mengaku tetap menyontek.

Lalu, 39,86 persen meminta orang lain mengerjakan tugas, dan 27,03 persen lebih memilih menyontek daripada belajar.

Sebanyak 35,81 persen siswa tidak berani menolak ajakan menyontek.

Di luar konteks akademik, kebiasaan tidak jujur juga muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Sebanyak 56,08 persen siswa mengaku berbohong untuk menyembunyikan kesalahan, dan persentase yang sama berbohong karena takut dimarahi orang tua.

Bahkan, 10,81 persen siswa menyalahkan teman agar terhindar dari hukuman.

Masalah lain terlihat dalam aspek ketekunan belajar.

Sebanyak 55,41 persen siswa mengaku asyik bermain hingga lupa belajar, dan 10,41 persen enggan mengerjakan tugas yang sulit.

Baca juga: Disdik Sinjai Evaluasi Kebiasaan Menyontek, SPI KPK Jadi Indikator

 Tantangan Bangun Karakter Jujur

Kepala Dinas Pendidikan Luwu, Andi Palanggi, menilai temuan ini menjadi tantangan besar bagi sekolah dalam membentuk karakter jujur sejak dini.

“Sekarang kami bekerja sama dengan Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) untuk menerapkan pembelajaran mendalam. Tujuannya agar guru tidak hanya menekankan hafalan, tapi membimbing siswa memahami konsep secara bermakna, bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis, integritas, dan empati,” ujarnya di Belopa, Selasa (9/9/2025).

Pada November mendatang, Disdik Luwu akan menggelar Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk memetakan capaian siswa.

“Hasil TKA ini bisa menjadi dasar dalam mengevaluasi metode pembelajaran,” tambah Andi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved