Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Curhatan Nelayan Takalar ke Pj Gubernur Bahtiar: BBM Solar Sulit, Izin Ribet, Harga Ikan Anjlok

Salah satu nelayan Kabupaten Takalar, Daeng Tutu, curhat di depan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sakinah Sudin
Tribun Timur/ Faqih Imtiyaaz
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin duduk bersama nelayan Kabupaten Takalar di RM Pesisir, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Selayar, Minggu (3/12/2023) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Salah satu nelayan Kabupaten Takalar, Daeng Tutu, curhat di depan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.

Daeng Tutu satu diantara puluhan Nelayan Takalar yang duduk bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di RM Pesisir, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Selayar, Minggu (3/12/2023) sore.

Hadir juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel M Ilyas.

Dalam kesempatan itu, Daeng Tutu mengeluhkan terkait pasokan BBM jenis solar.

Nelayan kesulitan mendapatkan solar untuk pergi melaut.

"Terkait BBM pak, di Tamalate ada SPBUN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan) ada kuota tapi sediki," kata Daeng Tutu.

"Kalau kita ke SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) setengah mati. 2 atau 3 hari baru kita dapat," lanjutnya

Ketersediaan BBM bagi nelayan menurutnya harus segera ditambah.

Selain BBM, Daeng Tutu bersama nelayan meresahkan anjloknya harga ikan selama dua bulan terakhir.

Hal ini sangat berdampak pada kesejahteraan nelayan.

"Desa Tamalate, 30-70 ton sehari ikan berbagai jenis. Kita suplai beba sampai Pangkep ke Enrekang," kata dia.

"Tapi layang kecil saja hanya Rp 2-3 ribu perkilo," imbuhnya.

Lebih jauh, nelayan juga mengeluhkan terkait perizinan kapal.

Perizinan kapal nelayan dinilai sangat ribet.

Sebab harus melengkapi sejumlah berkas dari berbagai pihak terkait.

Belum lagi menurutnya pengurusan memakan waktu berhari-hari.

"Dihitung-hitung ada 25 lembar. Sangat meresahkan. Satu lembar saja hilang atau masa berlaku lewat, semua yang lain jadi masalah," kata Daeng Tutu.

Kondisi ini dinilai merugikan bagi nelayan, sebab memotong waktu berlayar.

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved