Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ayah Setubuhi Anak

Sosiolog UNM Ungkap Penyebab Fenomena Kasus Ayah Tega Rudapaksa Anak Kandung di Luwu

Pengamat Sosiologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Idham Irwansyah mengaku, ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu perilaku bejat itu terjadi

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Pengamat Sosiologi UNM Idham Irwansyah 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Seorang ayah berinsial SD (53) harus mendekam di sel tahanan Mapolres Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

SD diringkus Satuan Reskrim Polres Luwu setelah tega merudapaksa anaknya sendiri.

Ia memulai perlakuan bejat itu sejak anaknya masih duduk di kelas 5 bangku sekolah dasar.

Pengamat Sosiologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Idham Irwansyah mengaku, ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu perilaku bejat itu terjadi.

Idham menerangkan, dari sudut pandang sosiologi, tidak harmonisnya hubungan dalam interaksi keluarga menyebabkan tidak berjalannya fungsi sosial dalam keluarga.

"Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkorelasi. Dari sudut pandang sosiologi, bisa karena interaksi dalam keluarga yang tidak harmonis dan kemudian menyebabkan tidak berjalannya fungsi sosial dalam keluarga," jelasnya, Kamis (14/9/2023).

"Fungsi keluarga antara lain, fungsi afeksi atau kasih sayang dan fungsi sosialisasi. Jika kedua fungsi ini berjalan baik, seharusnya kasus kekerasan seksual atau pencabulan tidak terjadi dalam keluarga, karena ayah dan ibu menunjukkan perhatian, kasih sayang, dan menanamkan nilai-nilai baik kepada anak, bukan sebaliknya," tambahnya.

Tak hanya itu, sambung Idham, perbedaan kelas ekonomi juga memantik masalah berbeda.

Bagi masyarakat kelas ekonomi rendah, faktor ketidak harmonisan keluarga ditengarai akibat naiknya kebutuhan sekunder.

"Pada masyarakat kelas marginal, ketidak harmonisan keluarga sendiri bisa dipicu oleh faktor ekonomi, misalnya tingkat pendapatan rendah sementara harga kebutuhan pokok terus naik, di saat yang sama kebutuhan sekunder juga harus dipenuhi, seperti pulsa, kuota internet, atau kebutuhan hiburan lainnya," terangnya.

Sebaliknya, bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, Idham mengaku, kemunculan gadget menjadi penyebab.

"Sementara pada keluarga kelas menengah ke atas, mungkin bukan faktor ekonomi yang menjadi penyebab, tetapi ketidakharmonisan disebabkan oleh semakin jauhnya jarak sosial semua anggota keluarga akibat tingginya ketergantungan kepada gadget, internet, dan media sosial," pungkasnya.

"Secara fisik hadir di ruang yang sama, tetapi masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri. Ditambah lagi semakin banyak dan mudahnya mengakses berbagai konten negatif di saat fungsi sosialisasi tadi sudah tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya di dalam keluarga," tutupnya.

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved