Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Profil Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo Arsjad Rasjid: Bos Tambang Batu Bara Aset Rp 50 Triliun

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dipilih sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Editor: Edi Sumardi
ARSJADRASJID.COM
Ketua Umum Kadin sekaligus Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, Arsjad Rasjid 

Hal ini menjadikan Arsjad Rasjid  tumbuh sebagai pribadi yang pantang menyerah. Menimba ilmu di sejumlah sekolah ternama, turut mengantarkannya menjadi Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk.

Bukan hanya ayah.

Sosok ibu juga selalu mengingatkan dirinya akan arti penting dunia pendidikan serta mengajarkan bagaimana menjadi dewasa dan bertanggung jawab.

Atas arahan dan bimbingan kedua orangtuanya tersebut, sejak umur 10 tahun Arsjad menempuh sekolah dasar (SD) di Singapura.

Di sana ia tinggal dengan seorang kerabat yang berketurunan Arab.

Setelah lulus dari SMP di Singapura, Arsjad melanjutkan pendidikan di San Marino, Amerika Serikat.

Selama menempuh pendidikan di sana, Arsjad bertemu dengan Agus Lasmono Sudwikatmono untuk pertama kali. Perkenalan keduanya terbilang menarik, karena awalnya mereka mengira datang dari negara yang berbeda.

Pada 1995, setelah menyelesaikan kuliah, Arsjad dan Agus kembali ke Indonesia dan mendirikan PT Prabu Wahana, yang merupakan cikal bakal Indika saat ini.

Di awal perintisannya, bisnis Prabu Wahana bergerak di bidang multimedia. Kemudian seiring waktu, nama Prabu Wahana berganti menjadi Indika yang merupakan akronim dari Industri Multimedia dan Informatika.

Lewat payung Indika, mereka kemudian mendirikan perusahaan bernama Indika Piranti Solusindo.

Waktu itu bisnis tersebut masih seputar kartu kredit, pembuatan smart card dan penjualan mesin  Electronic Data Capture (EDC).

Namun, pada 1998 krisis moneter melanda dan di waktu yang bersamaan Sudwikatmono jatuh sakit.

Arsjad lalu turut membantu membereskan perusahaan milik ayah Agus yang direstrukturisasi BPPN.

Kemudian pada 2003, Arsjad dan Agus berniat membangun pembangkit listrik tapi terkendala modal. Akhirnya mereka memutuskan pergi ke Tiongkok untuk mencari rekanan.

Di sana, keduanya mendapat peluang dari perusahaan yang tengah mencari batubara untuk pembangkit listrik. Peluang itu dibaca Arsjad dengan baik hingga membuatnya segera mencari tambang batubara, meski tidak ada modal untuk membeli tambang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved