Headline Tribun Timur
Eks KPK: Jamaah Pemberantas Korupsi Semakin Berkurang
Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengibaratkan Prof Marwan menjadi shaf salat subuh.
"Saya menjamin komitmennya kegiatan anti korupsi luar biasa. Saya banyak pengalaman bersama beliau,” katanya.
Djusman AR menceritakan Prof Marwan Mas telah 3 kali masuk Rumah Sakit (RS)
"Setahu saya ini ketiga kalinya keluar masuk RS. Masuk ketiganya ini, 17 hari tidak pernah sadar," ujar Djusman AR.
Beberapa jam sebelum berpulang, Djusman sempat menjenguk sahabatnya ini.
"Saya ingat semalam sempat menjenguk 7.30 Wita, kemudian pulang 5 jam di rumah. Tiba-tiba ada telepon diminta ke RS karena kondisi beliau gawat. Saat itu masih sempat dipompa jantungnya, kemudian tepat meninggal 00.20 Wita," katanya.
Sementara itu, Dosen Universitas Hasanuddin, Dr Aswar Hasan MSi turut mengenang kepergian pakar hukum Unibos ini.
Aswar Hasan pun melihat Prof Marwan sebagai polisi berintegritas.
"Sebagai polisi, dia punya jiwa investigasi tidak pernah lelah. Dan harus tuntas untuk menuntaskan amanah kasus," ujarnya.
Aswar mengenang Prof Marwan sebagai aktivis sejak muda.
Suara-suara membela rakyat kerap terdengar dari mulutnya.
"Kemudian ketika dia sebagai aktivis, memiliki wawasan kebangsaan dalam perspektif politik kenegaraan," katanya.
Aswar Hasan pun menceritakan upaya Prof Marwan Mas untuk memperbaiki negeri.
"Suatu waktu ketika pencatatan untuk calon legislatif beliau berbicara ke saya, dia bilang Pak Azwar saya mau masuk jadi calon. Negara ini harus dirubah dari dalam, terlalu banyak kerusakan di dalam negara ini.saya bilang ya baguslah, kebetulan saya deklarator," ujar Aswar Hasan
"Namun ketika selesai pemilihan dia mengeluh, dia bilang susah ini pak Azwar kita harus pragmatis dan itu kerjaan yang tidak bisa dilakukan," lanjutnya
Aswar Hasan pun menilai Prof Marwan ini sebagai sosok aktivis yang jalan di jalanan sepi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.