Opini Tribun Timur
Pemimpin yang Cakap Bukan yang Gagap
SALAH satu titik lemah kepemimpinan pada umumnya termasuk di Persyarikatan Muhammadiyah (tentu saja tidak bermaksud menggeneralisasi)
Di titik inilah keberlanjutan yang substansial, hanya bisa dilakukan jika ada pemimpin yang punya kapasitas untuk itu, cakap secara normatif juga cakap secara operatif.
Forum-forum Muktamar, Musywil, Musyda, Musycab, hendaknya juga menjadi ajang menyiapkan lapisan-lapisan pimpinan yang mampu untuk mengemban tugas-tugas keberlanjutan yang lebih menginspirasi dan banyak inovasi.
Jika merujuk pada kriteria leader yang menjadi keseharian kepemimpinan Rasulullah SAW yang digabungkan dengan tantangan era 5.0, setidaknya kriterium berikut ini bisa menjadi pertimbangan para Musyawirin di kabupaten Enrekang nanti: (1). Pemimpin yang punya akar tradisi keIslaman dan keMuhammadiyahan yang kuat termasuk paham ilmu-ilmu alat; (2).
Mampu menerjemahkan nilai-nilai Islam (berkemajuan) dan keMuhammadiyahan dalam kehidupan nyata baik di domain personal maupun profesional; (3).
Jiwanya progresif, tidak hanya mengandalkan pengalaman tetapi juga kehandalan dalam menginspirasi dan berinovasi; (4). Berani menjadi teladan.(*)
| PMO dan Arah Baru Kebangkitan Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih |
|
|---|
| Surat untuk Presiden Prabowo: Bapak akan Tersenyum di Hadapan Tuhan Bersama Semua Pahlawan itu |
|
|---|
| Opini Kemandirian Pangan: Menakar peran Strategis Peternakan |
|
|---|
| Ketidakadilan Pemantik Kericuhan Sosial |
|
|---|
| Panggilan Jiwa Presiden Mengisi Perut Rakyat Terus Melaju |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.