Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Kalah Telak, Siapa La Tinro La Tunrung Politisi Berharta Rp143 M?

Harta kekayaan La Tinro Tunrung awalnya hanya mencapai Rp18,9 miliar pada 31 Mei 2006 naik menjadi Rp143 miliar pada 2021

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Kolase foto Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Politisi Gerindra La Tinro La Tunrung. Kekayaan La Tinro La Tunrung jauh mengalahkan harta kekayaan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. 

Hal ini dilakukan dalam rangka upaya pencegahan maupun dukungan terhadap penanganan suatu perkara tindak pidana korupsi.

"LHKPN merupakan bentuk pertanggungjawaban dan transparansi seorang penyelenggara negara atas harta yang dimilikinya, yang notabene bersumber dari anggaran negara," kata Firli dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (2/3/2023).

Firli menambahkan, transparansi ini penting dilakikan agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam pengawasan LHKPN.

"Transparansi ini agar masyarakat bisa ikut melakukan pengawasan sehingga jika menemukan ketidakwajaran atau laporan LHKPN yang dilaporkan tidak sesuai dengan profil kepemilikan hartanya, dapat melaporkannya ke KPK," tegas Firli.

Sosok La Tinro La Tunrung

La Tinro La Tunrung lahir 18 Oktober 1956.

Ia adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2019–2024.

Ia mewakili daerah pemilihan Sulawesi Selatan III, yang meliputi Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Luwu, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, dan Kota Palopo.

La Tinro merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya, ia duduk di Komisi VI.

La Tinro La Tunrung dikenal sebagai pengusaha lokal di Sulsel.

Ia cukup lama menekuni dunia bisnis.

Ia adalah pengusaha Autorized Money Changer, PT H LATUNRUNG AMC.

La Tinro La Tunrung pernah menjadi Bupati Enrekang periode 2003-2013.

Saat memimpin Bumi Massemrempulu, La Tinro La Tunrung membuka akses jalan-jalan pelosok menjadi beton-beton semen dengan total panjang hingga mencapai 1.563 meter.

Selama dua periode pemerintahannya Kabupaten Enrekang berfokus membangun pelosok selama 9 tahun dan 1 tahun membangun Kota.

Terbukanya jalan-jalan pelosok Desa dan Kecamatan membuat sejumlah petani dengan mudah menjual hasil pertaniannya keluar kabupaten.

Seperti kopi, kentang kalosi, minyak nilam.

Bahkan, tidak berhenti disitu La Tinro La Tunrung juga menyediakan ribuan truk-truk pengangkut hasil tani dan perkebunan untuk diantarkan secara gratis ke pasar-pasar atau dijual ke luar daerah.

Akhirnya, perekonomian pedesaan pun tumbuh dan berkembang pesat hingga seperti sekarang.

Sektor pendidikan dan kesehatan, tercatat cukup bagus di Enrekang karena sebelumnya angka kematian bayi dan putus sekolah cukup tinggi.

Namun, pada tahun pertama, biaya sekolah hingga Sekolah menengah pertama semua digratiskan.

Sekolah diperbaiki atau dibangun ulang dan kala itu, Enrekang merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki 41 sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang menjadi fokusnya kala itu membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Angka Harapan Hidup, red) Kabupaten Enrekang mencapai 74,60 persen.

Bahkan angka yang tertinggi di Sulawesi Selatan.

Dengan rasio ideal nasional 80 persen, dan rasanya kala itu tidak ada kabupaten/kota yang mendapat angka sebesar itu.

Sehingga, sejumlah program-program yang meringankan beban masyarakat mulai dari lahir sampai meninggal, mamberikan kepemngurusan akte kelahiran gratis, KTP, Pendidikan, Kesehatan bahkan warga Enrekang yang meninggal diberikan tali kasih sebesar Rp 1,5 juta

Tingginya pertumbuhan ekonomi keluarga turut berdampak dengan persoalan lain, karena hampir tiap malam listrik di Enrekang putus karena pasokan setrum dari PLN yang tidak mencukupi.

La Tinro lalu membuat pembangkit tenaga air mikro, dan listriknya dijual ke PLN.

Tercatat sejak tahun 2005 ada sekitar 14 unit pembangkit hidro, 793 pembangkit matahari, dan 3 unit generator dan kapasitasnya listrik yang kecil membuat pasokan disana tetap tak stabil.

“APBD tidak akan cukup untuk membiayai kelistrikan di Enrekang, maka kami mencari sumber-sumber penghasilan lainnya dan pemerintah pusat dan provinsi, kementerian, Dewan Perwakilan Rakyat, lembaga penelitian, hingga lembaga swadaya dari luar negeri memberikan modal dan kerja sama, Alhamdulillah,” kata La Tinro La Tunrung dikutip dari laman Gerindra.

Kepiawaiannya menjadikan Kabupaten Enrekang maju dan berkembang dimana sebelumnya menjadi daerah yang tertinggal.

Tatap Periode Kedua DPR RI

La Tinro La Tunrung bakal maju kembali bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024 mendatang.

Melalui Partai Gerindra, La Tinro akan bertarung di Dapil Sulsel lII.

Dapil Sulsel III meliputi Kabupaten Enrekang, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Pinrang, Sidenreng Rappang, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo.

Keseriusan untuk maju kembali disampaikan langsung oleh Mantan Bupati Enrekang dua periode (2003-2013), saat ditemui di Lapangan Batili Enrekang, Sabtu (25/2/2023) lalu.

"Insyaallah, saya tetap ikut di Pileg DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang," ujar La Tinro.

Baginya, ia masih ingin memperjuangkan aspirasi-aspirasi dari masyarakat kecil dan membesarkan partai besutan Prabowo Subianto di daerah pemilihannya.

Meski banyak figur digadang-gadang bakal mencalonkan di kampung halamannya, La Tinro sedikit pun tak gentar.

Justru dirinya mengapresiasi lantaran banyak tokoh-tokoh baru yang bermunculan. 

Salah satunya adalah Bupati Enrekang dua periode (2013-2023) Muslimin Bando.

Muslimin Bando telah menyatakan sikap siap bertarung di Dapil Sulsel lII.

"Saya lihat sudah figur yang bermunculan. Nah kita tahu bersama bahwa semua punya potensi masing-masing. Dan Insyaallah dengan kondisi itu semoga akan lebih baik pada periode berikutnya," tutupnya.

Saat ini, La Tinro menduduki Komisi IV DPR RI membidangi sektor Pertanian, Lingkungan Hidup, dan Kelautaan.

La Tinro telah duduk di kursi DPR Senayan hampir lima tahun. Hal itu terhitung sejak tahun 2019 - 2023.

Sebagai petahana, La Tinro punya kans untuk maju kembali di caleg DPR RI Dapil Sulsel III.

Sebab, dirinya punya banyak pengalaman baik di ranah lembaga eksekutif maupun legislatif.

Bahkan, pada pertarungan Pilkada Enrekang periode 2008-2013, La Tinro berhasil menyingkirkan dua paslon lainnya.

Di masa itu merupakan periode keduanya menjabat sebagai bupati.

Kala itu, La Tinro La Tunrung - Nurhasan keluar sebagai pasangan terpilih dengan perolehan 45.460 suara atau 45.14 persen.

Sementara, Muslimin Bando - Mustafa Tjawidu meraih 31.184 suara atau 30.96 persen.

Adapun pasangan Umar Leha - Amin Palmansyah dengan perolehan 24.066 suara atau 23.90 persen.

Kemudian, memasuki Pemilu 2019, pengusaha penukaran uang otomatis (Autorized Money Changer) PT H LATUNRUNG AMC ini berhasil menduduki kursi DPR RI Dapil Sulsel III dengan perolehan 51.187 suara.

La Tinro berhasil menyingkirkan dua rekan internalnya, termasuk mantan Wakil Gubernur Sulsel dua periode (2008-2018) Agus Arifin Nu'mang.

Agus Arifin Nu'mang hanya meraih 14.429 suara, sedangkan Felicitas Tallulembang sebanyak 43.507 suara.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved