Tribun Enrekang
Mengenal Kuliner Dangke, Keju Khas Kabupaten Enrekang
Kabupaten Enrekang juga memiliki beragam makanan tradisional yang wajib dicicipi, salah satunya kuliner Dangke.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Selain punya panorama alam menakjubkan, Kabupaten Enrekang juga memiliki beragam makanan tradisional wajib dicicipi, salah satunya kuliner dangke.
Dangke merupakan kuliner selayak keju yang difermentasi dari susu kerbau atau sapi.
Makanan tradisional ini sangat gelagat di daerah julukan Bumi Massenrempulu.
Dangke memiliki warna putih dan teksturnya seperti tahu, hanya saja dangke sedikit lebih bangkar.
Selain nikmat, dangke juga menyimpan banyak protein beta karoten yang baik untuk kesehatan tubuh.
Kuliner tradisional ini hanya bisa ditemukan di daerah Enrekang, salah satunya di Desa Pinang, Kecamatan Cendana.
Baca juga: Bawaslu Enrekang Ingatkan KPU Bimbing Peserta PPS Pemilu 2024
Desa yang berjarak 7 km dan hanya membutuhkan 20 menit dari pusat Ibu Kabupaten Enrekang ini merupakan wilayah penghasil Dangke terbesar.
Sehingga daerah ini diberi julukan sebagai Kampung Dangke.
Abdul Kahar Muzakkar (75) contohnya, sudah menggeluti usaha dibidang Kuliner Dangke selama 15 tahun.
Ia dibantu oleh istrinya yang bernama Nurdiana (74).
Dalam sehari bisa memproduksi kuliner Dangke sebanyak 8 hingga 15 Dangke.
"Dari total lima sapi perah, yang diperah hanya dua ekor sapi. Itu dilakukan pagi dan sore," ujar Abdul saat ditemui di kandang sapinya, Selasa (24/1/2023).
Abdul mengatakan, sebelum diperah, sapi terlebih dahulu diberi minum.
Baca juga: Ketua KPU Enrekang Haslipa Ingatkan Jaga Integritas Setelah Lantik 387 PPS
"Setelah itu, sapinya dimandikan dan dibersihkan kandangnya guna memastikan kandang sudah betul-betul steril. Setelah itu, baru diberi pakan rumput," tambahnya.
Sementara itu, Nurdiana memiliki tugas mengolah kuliner Dangke.
Nurdian mengatakan, cara pembuatan Kuliner Dangke sangat sederhana dan mudah.
Hanya dengan merebus susu mentah sapi dengan menggunakan wadah atau panci lalu di aduk-aduk sampai merata.
"Kemudian ditambahkan getah pepaya dan garam secukupnya," kata Nurdiana.
Setelah muncul gumpalan, kemudian diangkut menggunakan penyaring lalu dituangkan ke wadah dalam bentuk cetakan yang terbuat dari tempurung kelapa.
Menurut Nurdiana, salah satu tujuannya menggunakan tempurung kelapa lantaran untuk mempertahankan ciri khas bentuk Dangke.
Baca juga: Siap-siap! KPU Enrekang Segera Rekrut Pantarlih Pemilu 2024, Butuh 837 Orang
Adapun hasil Dangke kemudian dijual ke pedagang-pedagang pasar.
"Terkadang juga ada yang pesan sampai ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura," katanya.
Kuliner dangke bisa bertahan sampai seminggu lamanya.
Harga jual Kuliner Dangke per satuannya cukup relatif, ada yang jual Rp23 ribu sampai Rp30 ribu.
"Kalau kami jualnya seharga Rp23 ribu tapi kalau pedagang lebih tinggi harganya," katanya.(*)
Warga Ramai-ramai Potong Pohon Tumbang Halangi Pengendara di Jalan Poros Enrekang-Toraja |
![]() |
---|
Tekan Virus PMK, Pemkab Bantaeng Salurkan Dana Rp590 Juta untuk 27 Peternak |
![]() |
---|
Sukses Pasarkan Kopi Arabika Kalosi Enrekang, Abd Rahim Sabet Hadiah UMKM Baji'na Terbaik dari OJK |
![]() |
---|
Dinas Pendidikan Sulsel Minta Laporan Terkait Pungutan Uang di SMAN 9 Enrekang |
![]() |
---|
VIDEO: Miris! Siswa SMPN Satap 8 Baraka Belajar di Ruang Sempit Selama 4 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.