Opini
Economic Perspektive: Inflasi Tinggi, Depresiasi Lira, dan Respon Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dan fiskal digunakan oleh Erdogan (presiden Turki) untuk mempengaruhi pemilih.
Inkonsistensi pemerintah Turki terhadap prinsip bank sentral independen dengan inflation targeting framework yang diperkenalkan pada tahun 2001.
Bank sentral Turki, CBRT seharusnya fokus pada menjaga inflasi dan nilai tukar. Terbebas dari tekanan dan kepentingan politik.
Apa hikmah yang dapat dipelajari dari Turki? Untuk mencegah inflasi tinggi yang persisten, pemerintah Indonesia harus fokus mengatasi masalah struktural perekonomian pada sisi pasokan.
Meningkatkan efesiensi produksi, mengurangi ongkos transportasi, memotong rantai pasok melalui digitalisasi, mendorong inovasi melalui R&D, dan meningkatkan productivity growth.
Pada sisi kelembagan, menjaga independensi kebijakan moneter yang menekankan pada kredibilitas kebijakan moneter dan central banker (pengambil kebijakan).
Kebijakan moneter dijalankan dengan fokus pada pengendalian harga, seperti yang ditargetkan dan diumumklan ke publik setiap tahun.
Akhirnya, kita perlu berkaca pada Uni Eropa dengan konsistensi pada konstitusinya, article 108, yaitu Undang Undang yang mendasari pembentukan European Community: “neither the ECB, nor a national central bank … shall seek or take instructions from Community institutions or bodies, from any government of member state or from any other body”. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.