Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tak Terurus! Begini Penampakan Stadion La Patau Matanna Tikka Bone

Begitulah penampakan Stadion La Patau Matanna Tikka yang terletak di Jalan Reformasi, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat Bone

Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Ari Maryadi
Noval Kurniawan Tribunbone.com
Kolase foto kondisi lapangan sepak bola La Patau Bone. 

BONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah lapangan berdiri di atas tanah seluas 110 x 75 meter.

Rumput hijau tumbuh subur di lapangan itu. Tingginya sudah di atas mata kaki orang dewasa.

Selain rumput yang tumbuh subur, ada juga sampah plastik dengan beragam warna bergeletak di atas lapangan.

Meski belum menggunung, tapi jumlahnya sudah tak terhitung lagi.

Ada juga tiang setinggi dua meter berbentuk tabung berdiameter 12 centimeter berdiri di atas lapangan. Jala terikat kuat di tiang itu.

Itu adalah gawang sepak bola. Letaknya satu di sebelah Utara, dan lainnya di sebelah Selatan.

Lapangan itu dikelilingi tembok dengan tinggi sekira enam meter.

Sisi dalam tembok memiliki warna dasar putih. Namun terlihat pudar. Dengan beberapa bagian retak di dindingnya.

Sebuang papan berukuran sekira dua meter tergantung di tembok itu.

Papan hitam itu adalah papan skor. Masih berbentuk analog.

Terdapat selokan dengan tinggi tidak lebih dari lutut orang dewasa.

Selokan itu mengelilingi lapangan. Ditutup pakai tembok beton.

Namun di beberapa sudut tertentu, tembok betonnya telah jebol.

Lumut juga terlihat telah menutup selokan. Tanda sering terkena air dan jarang terkena matahari, namun tak pernah dibersihkan.

Di bahu lapangan terdapat dua backstage, satu di Barat, lainnya di Timur.

Terdapat pagar besi berbentuk jala sebagai pembatas antara tribun penonton dengan area lapangan.

Beberapa bagian dari pagar itu terlihat sudah jebol dan berkarat.

Tribun penonton dibagi empat bagian. Ditandai dengan pola warna selang-seling pada kursinya. Yakni Merah, hijau, kuning, hijau, merah.

Kursi di tribun penonton itu hanya terbuat dari campuran bata, pasir, dan semen dilapis acian.

Di bawah tribun penonton terdapat toilet. Bau besing di toilet itu cukup pekat untuk mengganggu indra penciuman manusia.

Terdapat juga lampu sorot yang tiangnya telah berkarat.

Pindah di sisi luar lapangan. Nampak tumbuhan liar menghiasi dinding.

Tumbuhan liar itu muncul di antara bagian retak dinding.

Untuk lantainya terbuat dari pavin blok yang disusun apik.

Beberapa pavin blok juga terlihat sudah rusak.

Dari luar, mata juga disuguhkan dengan pemandangan rumput liar. Tingginya sekira mencapai lutut orang dewasa.

Begitulah penampakan Stadion La Patau Matanna Tikka yang terletak di Jalan Reformasi, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Selain itu, hasil pantauan Tribun-Timur.com, jendela kaca di Stadion Lapatau juga dilapis debu.

Beberapa di antara kaca jendela itu terlihat sudah dicoret-coret.

*Sejarah Singkat Stadion La Patau Bone

Stadion Lapatau Matanna Tikka terletak di pinggiran kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. 

Nama Stadion ini merupakan nama dari Raja Bone Ke-16 Lapatau Matanna Tikka (1696-1741).

Stadion Lapatau Matanna Tikka berkapasitas 15.000 ribu orang.

Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola.

Stadion Lapatau Matanna Tikka pernah jadi tempat penyelenggaraan pertandingan PSM Makassar, saat melawan Persijap Jepara dan Persela Lamongan pada Januari 2010.

Stadion ini juga pernah menyelenggarakan tiga pertandingan babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia 2009–2010, yakni tiga pertandingan penyisihan Grup A, bersama dengan Stadion Andi Mattalatta di Makassar.

Stadion yang juga menjadi markas Persibone Bone ini diresmikan oleh Amin Sjam, Gubernur Sulawesi Selatan saat membuka ajang multi olahraga Porda Sulsel XIII tahun 2006. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved