Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

PSM, Stadion, dan Piala Dunia

Pemerintah provinsi ketika dinakhodai Syahrul Yasin Limpo (SYL) membangun Stadion Barombong yang hingga kini mangkrak setelah menyedot puluhan miliar.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM
M Dahlan Abubakar Dosen FIB Unhas. Dahlan Abubakar penulis Opini Tribun Timur berjudul 'PSM, Stadion, dan Piala Dunia'. 

Akankah nasibnya seperti Qatar yang pada tahun ini menjadi tuan rumah Piala Dunia senior?

Menengok prestasi sepakbola Indonesia memang selalu menarik menjadi bahan diskursus publik.

Publik memang selalu pintar berkomentar, padahal ketika disuruh menendang bola saja mungkin sudah kelabakan.

Tetapi itulah “kompetensi” komentator, tugasnya memberi komentar, meskipun tidak seluruhnya benar.

Dalam diskusi udara bersama Mirdan Midding dipandu rekan Alfian dari RRI Makassar, saya menegaskan bahwa di Indonesia politik bisa mengintervensi olahraga, khususnya sepak bola.

Tidak hanya berkaitan dengan pengelola dan pengurus organisasi olahraganya, tetapi juga menyangkut masalah perputaran roda kompetisi.

Saya mencatat, hingga saat ini setidak-tidaknya tiga kali terjadi “skorsing” kompetisi karena hal-hal yang berkaitan politik dan teknis.

Pada tahun 1997/1998, saat PSM sedang memuncaki grup Wilayah Timur, kompetisi langsung dihentikan karena dikhawatirkan akan berimbas dengan merebaknya demo yang mengikuti unjuk rasa yang merata di seluruh Indonesia menumbangkan pemerintahan Orde Baru.

Itu terjadi ketika ketika republik ini akan memasuki era reformasi yang ternyata potretnya tetap buram, produk dan realisasinya tidak seindah yang diimpikan.

“Skorsing” kedua, ketika Menpora Imam Nahrowi menghentikan kompetisi lantaran seorang suporter Persija “Jack Mania” meninggal dunia pada tahun 2018 setelah bentrok dengan “Bobotoh”, Persib Bandung.

Kompetisi terhenti lagi dan banyak stakeholder sepak bola prihatin dengan langkah ini berkaitan dengan nasib para peman.

Penghentian kompetisi berimbas bagaikan teori domino. Begitu banyak orang yang menggantungkan hidupnya – terutama pedagang nonformal – tidak mengepul dapurnya.

Terakhir, Oktober 2022, Tragedi Kanjuruhan, yang meng-”skorsing” kompetisi selama dua bulan lebih beberapa hari karena 135 nyawa melayang.

Meskipun merupakan pengalaman kelam, kasus Kanjuruhan juga membawa hikmah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diperintahkan menilai kelayakan seluruh stadion di Indonesia (tentu tidak termasuk Mattoanging yang sudah jadi kolam raksasa).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved