Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

PSM, Stadion, dan Piala Dunia

Pemerintah provinsi ketika dinakhodai Syahrul Yasin Limpo (SYL) membangun Stadion Barombong yang hingga kini mangkrak setelah menyedot puluhan miliar.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM
M Dahlan Abubakar Dosen FIB Unhas. Dahlan Abubakar penulis Opini Tribun Timur berjudul 'PSM, Stadion, dan Piala Dunia'. 

Kegagalan pemerintah meraih wajar tanpa pengecualian (WTP) tidak akan pernah berimbas sampai ke masyarakat kecil dibandingkan jika PSM gagal jadi juara atau memenangkan pertandingan.

Pemerintah provinsi ketika dinakhodai Syahrul Yasin Limpo (SYL) membangun Stadion Barombong yang hingga kini mangkrak setelah menyedot puluhan miliar rupiah.

Stadion Barombong bukan satu-satunya proyek “titipan” SYL yang menjadi korban “gengsi politik”, melainkan masih ada Masjid 99 Kubah yang sempat terbengkalai.

Ini kemudian mengundang sejumlah akademisi dan para pihak yang prihatin dengan mengedarkan “celengan di dunia maya” guna memobilisasi dana bagi penyelesaian pembangunan megah dan menjadi latar depan kota tersebut.

Saya pernah berbicara dengan seorang pejabat yang menangani pembangunan Stadion Barombong sehubungan dengan adanya kesiapan Pemerintah Kota Makassar melanjutkan pembangunan stadion itu.

“Saya tinggal tunggu perintah,” jawab sang Kepala Dinas saat saya tanyakan pada suatu diskusi yang kebetulan saya ikuti tahun 2021.

Begitulah, nasib Stadion Mattoanging, beberapa kali gagal tender, kini dananya tersisa Rp 60 miliar.

Mau membangun stadion megah dengan dana sebesar itu jelas mustahil.

Kalau tidak ada tambahan, kita hanya mampu membangun stadion level kecamatan.

Piala Dunia

Hiruk pikuk Piala Dunia tentu sedikit melenakan kita dari impian memiliki sebuah stadion yang dapat dijadikan sebagai lokasi pertandingan tim-tim kelas dunia.

Saya langsung membuat catatan “Kebangkitan Sepakbola Asia” begitu Arab Saudi menang 2-1 atas Argentina, Jepang menang 2-1 atas Jerman, dan Korea Selatan bermain imbang 0-0 atas Uruguay, Juara Piala Dunia I tahun 1930- dan 1950 (Piala Dunia IV) dan Australia yang melangkah ke babak 16 besar setelah mengalahkan Denmark 1-0.

Namun langkah ketiga tim yang mewakili Asia (Jepang, Korea Selatan, dan Australia) terhenti pada pertandingan 16 besar.

Sirnalah sudah harapan Asia berbicara pada Piala Dunia 2022 Qatar. Tuan rumah Qatar sendiri memang tidak pernah meraih poin dalam tiga kali pertandingan babak penyisihan gurp.

Melihat keempat empat tim Asia yang begitu perkasa dan berjaya mengalahkan beberapa kesebelasan raksasa tersebut, saya kemudian membayangkan bagaimana dengan Indonesia ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2023.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved