Opini Firdaus Muhammad
Annangguru Edda
Annanguru Edda memiliki nama asli Hudaedah. Ia ulama perempuan yang menghabiskan sebagian besar usianya semata mengajar kitab kuning di rumah wakaf.
AGH Muh Zein merupakan menantu AGH Madeppungeng.
Dikenal sebagai puangkali dan menjelang akhir hayat kehilangan penglihatan secara total, meski begitu beliau tetap aktif mengajar didampingi Annnangguru Edda.
Dikisahkan, Annangguru Edda hanya menempuh pendidikan hingga kelas dua sekolah dasar dan putus sekolah karena membantu orang tuanya brtani.
Suatu waktu, Edda menemui AGH Muh Zein untuk berguru lalu diizinkan. Bahkan dimotivasi bahwa dia sebagai seorang perempuan dapat mengalahkan laki-laki jika sungguh-sungguh belajar.
Alhasil, beliau memtuskan untuk belajar dan berkhidmat pada AGH Muh Zein. Diangkat sebagai sekretaris peribadi karena memiliki tulisan yang bagus baik arab maupun latin.
Tutur katanya lembut dan sangat tawadhu sekalipun murid-muridnya banyak yang sukses.
Para santri belajar Sharaf Galappo dengan metode menghafal lalu menghadapkan hafalan pada Annangguru Edda hingga mahir.
Beliau menjadi contoh motivasi para santrinya, dirinya tidak tamat sekolah dasar dan tidak berguru kecuali hanya pada satu guru yakni AGH Muh Zein.
Beliau lebih banyak sebagai pelayan sang guru termasuk menyiapkan makanan.
Disitulah lahir berkah, beliau mampu menghafal Sharaf galappo dengan fasih hingga mengajarkannya, mengajarkan sejumlah kitab karena mendapatkan baraka dari gurunya dengan segenap pengabdiannya.(*)