Opini Tribun Timur
Homo Ludens, PSM dan Teori Telapak Kaki
Pada dasarnya manusia adalah pemain dan menyukai permainan. Demikian kata sejarawan asal Belanda, Johan Huizinga dalam bukunya Homo Ludens.
Hal inilah yang membuat mereka mengeluarkan segala daya untuk memuaskan dahaga suporter mendukung langsung PSM di tanah Sulawesi.
Kecintaan dan kepedulian itulah yang dibutuhkan suporter, bukan yang lain.
Hal lain yang menarik untuk ditilik dari usaha Taufan Pawe untuk menjadikan Parepare sebagai kandang PSM adalah visinya sebagai seorang pemerintah daerah.
Sejak menjabat sebagai walikota Parepare, salah satu gagasan menarik dari Taufan Pawe adalah “Teori Telapak Kaki”.
Secara sederhana, teori telapak kaki bermakna: semakin banyak orang menappakkan kaki di sebuah kota, maka akan semakin maju kota itu.
Tapak kaki atau kunjungan diyakini Taufan berimplikasi positif terhadap kemajuan ekonomi suatu daerah.
Kemajuan ekonomi suatu daerah, tentu saja muarahnya adalah kesejahteraan masyarakat.
Jadi, selain kecintaan, usaha Taufan Pawe menjadikan Gelora BJ Habibie (GBH), Parepare, sebagai kandang PSM Makassar, adalah upaya mewujudkan teori telapak kaki itu.
Ibarat kata, sekali mendayung, dua pulau terlampaui: mewujudkan kecintaannya terhadap PSM, sekaligus mendorong perekonomian daerah.
Langkah itu semakin menunjukkan titik terang jika melihat apa yang terjadi pada laga persahabatan PSM vs Sulut United.
Sepuluh ribu tiket ludes terjual, suporter datang dari seluruh penjuru kota, GBH seketika berubah menjadi lautan manusia.
Fenomen ini tentu tidak perluh dipertanyakan lagi, sebab, “seseorang mungkin saja mengkhianati kekasihnya, tetapi tidak akan pernah bisa mengkhianati klub kesayangannya”. Ewako!