Siapa Mathius Awoitauw? Bupati Berani Tantang Lukas Enembe Setelah Tolak DOB Papua, Bicara Fakta
Lukas Enembe menolak Keputusan Jokowi dan jajaran yang akan melakukan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Papua.
Artinya, kata dia, ada pola pembangunan selama ini yang cukup sistematis yang menyebabkan anak-anak Papua ‘menjadi terasing’ dari budayanya sendiri.
“Sementara dalam banyak pengalaman saya, kebetulan saya adalah juga anak Kepala Suku, sedikit banyak mengerti bagaimana akar budaya orang Papua justru menjadi sumber nilai dalam seluruh tatanan kehidupannya, dan jika itu dipraktekan secara konsisten justru mampu menjawab seluruh tantangan kehidupan orang Papua pada zaman modern saat ini,” ucap Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Papua tersebut.
Dalam pengalaman Mathius, sejak awal dia merintis Program Kampung Adat di Kabupaten Jayapura, sambutan masyarakat luar biasa.
Munculnya gagasan Kembali ke Kampung Adat seakan menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat selama ini, yang tidak diberi tempat dalam pembangunan.
Bahkan, lanjut Mathius, gagasan Kembali ke Kampung Adat merupakan tawaran pembangunan yang relevan dengan situasi Papua saat ini.
"Saya tegaskan dalam buku ini, bahwa praktek pembangunan di Papua selama ini sebenarnya adalah praktik penaklukan atas alam dan atas orang-orang Papua," ucapnya.
Sementara dalam kacamata masyarakat adat Papua, jelas Mathius, alam dan manusia adalah satu kesatuan yang utuh tak terpisahkan.
Dalam budayanya, manusia Papua hidup menyatu dengan alam dan mereka bertugas menjaga Alamnya.
"Itulah juga faktanya, dalam kearifan adat papua, adalah tugas seorang Ondoafi atau Ondofolo untuk memastikan alam yang memberi dia hidup tetap terjaga dan terawat dengan baik,” ujar Mathius.
Terkait penataan kampung adat di Jayapura sendiri, Mathius menjelaskan sudah ada 14 kampung adat yang sudah melakukan penataan, 24 yang sedang dalam proses penataan, dan 35 yang sedang diusulkan.
"Kita tentu berharap ini terus berkembang. Dan syukur-syukur bisa berjalan di hampir seluruh wilayah Papua. Karena gagasan ini menurut saya yang lebih cocok ketika kita bicara bagaimana membangun Papua ke depan," pungkasnya. (*/)