Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Forum Dosen Bahas Survei Kompas

Akademisi Makassar Nilai Hasil Survei Kompas Belum Spesifik

Menanggapi hal tersebut, Consultan UNICEF Makassar, Suryanto menyebutkan survei Kompas belum spesifik.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Sukmawati Ibrahim
WAHYUDIN TAMRIN/ TRIBUN TIMUR
Diskusi Forum Dosen di Kantor Tribun Timur mengenai perubahan sikap anak muda di Makassar., Kamis (14/4/2022). 

Kemudian disusul kemapanan atau kesuksesan. Perkembangan teknologi dan digitalisasi juga menjadi hal ditakutkan di masa depan.

Adapun persoalan sekitar, sempitnya lapangan pekerjaan masih mendominasi keluh kesah anak muda.

Suasana eiskusi forum dosen ini dilaksanakan di Kantor Tribun Timur zoom meeting, Kamis (14/4/2022).
Suasana eiskusi forum dosen ini dilaksanakan di Kantor Tribun Timur zoom meeting, Kamis (14/4/2022). (WAHYUDIN TAMRIN/ TRIBUN TIMUR)

Menanggapi hal tersebut, Consultan UNICEF Makassar, Suryanto menyebutkan survei Kompas belum spesifik.

Menurutnya, akan lebih baik jika responden diambil lebih spesifik seperti apakah formal atau nonformal.

Kemudian usia responden pelajar, tidak sekolah sama sekali atau tidak bekerja dan juga mahasiswa.

"Kalau misalnya kita bisa menemukan pola itu, maka kita bisa melakukan sebuah intervensi berbasis sistem," katanya.

Baca juga: Mahasiswa Suka Nongkrong, Firdaus Muhammad: Dosen Mesti Buat Suasana Kampus Seperti Warkop

Baca juga: Diskusi Forum Dosen Kaji Survei Kompas Soal Sikap Anak Muda Sulsel, dari Karier, Jodoh hingga Demo

Ia mencontohkan misalnya ditemukan sekian persen remaja milenial di usia SMA, maka kemungkinan besar, pemerintah bisa memperbaiki kurikulumnya.

Misalnya yang banyak nongkrong di warkop atau takut dari sisi pekerjaan daripada jodoh.

"Jadi itu kita bisa mulai intervensinya sehingga kita butuh hal seperti ini untuk diklasifikasikan lebih dulu," katanya.

Senada dengan Guru Besar UMI Prof Muin Fahmal yang menyebutkan bahwa data hasil survei Kompas masih sangat global.

"Data ini mesti lebih diperinci lagi," katanya.

Jika datanya masih seperti yang ditampilkan, kemudian diberikan ke kementerian, menurut Prof Muin Fahmal, manfaatnya sedikit.

"Harus diklasifikasi dulu mana yang dimaksud dengan pemuda atau berdasarkan usianya," katanya.

Dalam pendidikan, kata dia, ada yang namanya andragogi dan pedagogi. Cara mendidik dua hal tersebut juga berbeda.

"Jadi anak mudanya harus digolongkan, apakah dia perlu diajar secara andragogi atau pedagogi," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved