Pemilu 2024
KPU Makassar Siap Pemilu 2024 Sistem E-voting
Pembahasan Pemilu mendatang dengan menggunakan teknologi informasi memang kerap kali dilakukan. Tapi, tidak secara khusus terkait e-voting.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wacana Pemilu 2024 dengan metode electronic voting (E-voting) mencuat lagi.
Banyak partai mendukung pemilihan dengan mekanisme e-voting.
Namun, di sisi lain, KPU tak merespon serius wacana itu.
Ketua KPU Makassar Farid Wajdi mengakui wacana E-voting gencar dibicarakan di luar sana.
Namun, di internal KPU belum membahas secara khusus Pemilu 2024 dengan e-voting.
"Belum ada pembahasan di ranah KPU," kata Farid, Minggu (3/4/2022).
Pembahasan Pemilu mendatang dengan menggunakan teknologi informasi memang kerap kali dilakukan.
Tapi, tidak secara khusus terkait e-voting.
Baca juga: KPU Makassar Rilis Pemilih Berkelanjutan Capai 912.303 untuk Agustus 2021
"KPU belum ada teknis seperti itu," tegasnya.
Sejatinya, wajah atau gambaran Pemilu 2024 ke depan merupakan kewenangan KPU Pusat.

KPU tingkat daerah sisa menjalankan jika ada perintah dari pusat.
"KPU RI tentu punya hitung-hitungan kalau diputuskan secara kelembagaan Pemilu akan menggunakan penetrasi teknologi tertentu kami siap ikut itu," jelasnya.
Namun menurutnya, pemilihan dengan E-voting tak semudah membalikkan telapak tangan.
Butuh diskusi, persiapan, dan waktu panjang.
Mulai dari infrastruktur dan kesiapan masyarakat harus dibahas dengan matang karena infrastruktur bukan hanya berkaitan KPU, tapi termasuk soal jaringan yang kewenangannya Kemenkominfo.
"Kita juga harus siapkan pendidikan politik bagi warga negara," katanya.
Potensi Kecurangan Makin Berkurang
Baca juga: KPU Makassar Tetapkan Pemilih Berkelanjutan 912.437 Jiwa
Wakil Ketua Bappilu Nasdem Sulsel, Rudianto Lallo mendukung wacana Pemilu 2024 dengan e-voting.
Ketua DPRD Makassar itu menilai pemilihan dengan cara e-voting sangat bagus diterapkan.

Cara-cara konvensional harusnya sudah dialihkan, mengikut dengan perkembangan di era digitalisasi.
"Di era digital ini ada wacana e-voting harusnya begitu, masa kita masih di (cara) konvensional," katanya.
Apalagi, saat ini Makassar sudah mengusung konsep metaverse, sehingga perlu inovasi dari berbagai sektor termasuk Pemilu berbasis elektronik.
"E-voting ini sudah diuji coba di kampus besar saat pemilihan ketua IKA termasuk UI, kenapa tidak kita tidak pakai dalam Pemilu 2024," ujarnya.
Rudianto mengaku sangat mendukung jika mekanisme e-voting diterapkan, karena potensi kecurangannya akan lebih minim dari pada pola-pola konvensional.
"Sayakira potensi kecurangan kurang daripada konvensional yang berpotensi menimbulkan kecurangan," jelasnya.(*)