Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Vaksin Booster

Mau Vaksin Booster Covid-19 Tapi Ragu Pakai yang Mana? Simak Panduan Memilih Vaksin, Ada 5 Jenis

Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau keduanya.

Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA
Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kantor Desa Kanjilo, Kecamatan Barombong, Gowa, Rabu (12/1/2022). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Program vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga sudah dimulai.

Saat ini, vaksin booster diberikan secara gratis kepada masyarakat seluruh Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas.

Vaksinasi booster ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan imun warga.

Baca juga: Viral Joki Vaksin Covid-19 di Pinrang Ngaku 17 Kali Disuntik, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

Baca juga: Pandemi Covid-19, ASN Dilarang Liburan ke Luar Negeri

Apalagi saat ini varian baru Covid-19 yakni Omicron sudah masuk Indonesia.

Lantas, vaksin jenis apa yang tersedia untuk booster?

Dan apa saja kriteria penerima vaksin booster untuk masing-masing jenis?

Untuk diketahui, ada 5 jenis vaksin yang digunakan sebagai booster yakni CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Kategori vaksin

Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan vaksin booster.

Vaksin homolog

Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap di awal sama dengan jenis vaksin booster.

"Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Alarm Bahaya dari Jakarta, Kasus Omicron Terdeteksi di 8 Wilayah Indonesia Ini

Baca juga: Siapa Gus Arya Trending di Twitter dan Youtube Gegara Tuhan, Bikin Geram Gegara Video 31 Detik

Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pzifer.

Vaksin heterolog

Sedangkan, untuk kategori heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya bisa berbeda jenis vaksin.

"Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia.

Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun menggunakan booster heterolog.

Selain itu, vaksinasi booster ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah dapatkan vaksin primer dosis lengkap.

Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM.

Booster penerima vaksin Sinovac

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer.

"Pakai AstraZeneca atau Pfizer tergantung ketersediaan vaksin yang ada," ujar Nadia saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Booster penerima vaksin AstraZeneca Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna.

Baca juga: Benarkah Kemiskinan Sulsel Turun di Masa Kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman? Simak Penjelasan BPS

Baca juga: Siapa Saja Penerima Bansos Tunai Presiden Jokowi Rp600 Ribu per Orang Tahun 2022? Ini Kriterianya

"Kalau awalnya AstraZeneca, maka diberikan (booster) setengah dosis Moderna," ujar Nadia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada.

Adapun kombinasi vaksin booster ini sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti BPOM maupun ITAGI.

Panduan pemberian booster menurut rekomendasi BPOM

Dilansir dari situs resmi BPOM, dijelaskan mengenai mekanisme pemberian vaksin booster, sebagai berikut:

Sinovac

- Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap

- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas

- Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.

Pfizer

- Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap

- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas,

- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.

AstraZeneca

- Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap

- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas,

- Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746.

Moderna

- Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap

- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas.

- Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.

Zifivax

- Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).

- Diberikan untuk usia 18 tahun ke atas

- Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster/dosis lanjutan tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

(kompas.com/retia kartika dewi)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved