Tribun Makassar
Berkah Jualan Es Teler, Syafruddin Bisa Sarjanakan Dua Anaknya
Disaat usianya 63 tahun, Syafruddin masih tetap berjualan es teler. Sayangnya selama masa pandemi, pembeli tak seramai dulu.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
Tak hanya bagi dia dan istri, tapi juga kedua anaknya.
Dari hasil penjualan es teler tersebut, ia pun dapat membantu pendapatan tambahan istrinya yang kini telah pensiun dari tenaga medis di salah satu rumah sakit di Kota Makassar.
Tak hanya itu, kedua anaknya telah sarjana.
"Yang satu sarjana S1 Akuntansi YPUP ( Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YPUP Makassar), yang nomor dua S2 Bahasa Inggris di Universitas Negeri Makassar (UNM)," tuturnya.
Jalan Wijaya Kusuma menjadi saksi bagaimana peluh Syafruddin menanti pembeli.
Diapit oleh banyak kampus dan perkantoran menjadikan dagangannya laris manis.
Jika pada hari biasa Syafruddin berjualan sendiri.
Namun, pada bulan suci Ramadan selalu dibantu oleh kedua anaknya berjualan.
"Karena biasa pembeli banyak untuk buka puasa," jelasnya.
EstelerIji Namanya
Syafruddin menyebut dagangannya EstelerIji.
Baginya dengan nama tersebut pelanggannya akan lebih mudah mengingat.
Tak hanya es teler yang menjadi dagangannya.
Ia juga menjual es buah dengan harga hanya Rp 8 ribu saja.
Cita rasa dari EstelerIji ini pun begitu manis.
Tribuntimur mencoba mencicipinya, terasa perpaduan antara krimer dan gula merah cair menyatu dalam mulut.
Belum lagi butiran sagu mutiara, jelly, dan pepaya menambah segar tenggorokkan.
Laporan wartawan Tribun Timur, Desi Triana