Khazanah Islam
AG KH Muh Yunus Martan: Kiai Pesantren Pertama Pencetus Radio Swasta Indonesia
AG KH Muh Yunus Martan: Kiai Pesantren Pertama Pencetus Radio Swasta Indonesia, Radio Suara Asadiyah
Oleh karena itu, kejeniusan dan dedikasi AG. KH.Muh. Yunus Martan mengantisipasi kebutuhan riil hadirsungguh tanpa batas.
Ia injeksi mental dan kualitas santrinya. Ia tanamkan ilmu-ilmu keislaman pada santrinya melalui bacaan kitab kuning klasik yang diampuhnya sembari mempersiapkan piranti teknologi sebagai sebuah kebutuhan zaman, sehingga setiap saat oleh guru dan santri-santrinya serta masyakat secara up to date mampu mengakses ilmu pengetahuan dan inrormasi lain yang dibutuhkannya.
Gagasan monumental
Tak bamyak referensi yang bisa meng - addres sebuah pesantren dengan tokoh sentralnya "seorang kiai" yang mampu menjadi insiator dan pencetus degitalisasi media melalui pendirian stasiun radio swasta.
Tanpa mengurangi apresiasi penulis terhadap peneliti sebelumnya yang konsen meneliti sosok AG. KH Muh. Yunus Martan, khususnya sejarah perjalanan hidup, pengabdian dan prestasi yang ditorehkannya selama memimpin Ponpes As'adiyah.
Tapi sepanjang penelusuran penulis dari berbagai naskah; tesis, disertasi dan skripsi serta jurnal kampus, tidak ditemukan sebuah penelitian yang mengupas tuntas tentang sebuah Pondok Pesantren yang memilki stasiun radio swasta, dan bahkan pada level Perguruan Tinggi Islam sekalipun.
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan atau universitas Islam tertua di Indonesia, misalnya, baru mendirikan stasiun radio swasta, PT Radio Prisma UNISI, Yogykarta pada tahun 1975.
Sementara di sisi lain, sejak tahun 1967 Perguruan As'adiyah sudah memiliki radio swasta dengan nama Radio Suara As'adiyah (RSA) yang frekuensi jangkauannya lumayan jauh meliputi Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan.
Dan bahkan pada level perkumpulan Radio Amatir Indonesia yang bernama ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) baru terbentuk setahun kemudian setelah berdirinya Radio Suara As'adiyah.
Bisa dibayangkan begitu visionernya AG. KH. Muh. Yunus Martan dalam merancang sebuah ide besar, sehingga sebuah prestise tersendiri bagi Ponpes As'adiyah dimana Anre Gurutta adalah orang pertama pencetus radio swasta di lingkup Pondok Pesantren di Indonesia. Karena itu, sesungguhnya sesuatu yang sangat langka.
Seorang ulama jebolan pesantren klasik yang lokasi perguruannya di salah satu kabupaten kecil dan terletak nun jauh dari pusat peradaban Indonesia, Jakarta mampu tapi tampil dengan ide yang sangat cemerlang.
Tak banyak ulama dan mungkin satu-satunya ulama di Indonesia saat itu yang memiliki kualifikasi keilmuan teknis di luar dari basic keilmuan kepesantrenan. Kemampuan berfikir Anre Gurutta mampu menembus batas-batas ilmu kepesantrenan yang identik dengan kitab kuning klasik sebagai basis keilmuan kepesantrenan.
Kualifikasi keilmuan keislamannya Anre Gurutta dengan penguasaan kitab kuning klasik adalah sebuah keniscayaan, tapi seorang ulama jebolan pesantren salaf yang memiliki wawasan dan pemahaman mendalam di luar dari basic keilmuan pesantren adalah sesuatu yang sangat langka (khariqu minal 'ada)
Yang patut dicatat di sini adalah mindset Anre Gurutta yang sadar akan kebutuhan dengan kemajuan zaman yang senantiasa melaju. Andre Gurutta menyadari bahwa peradaban tidak akan dicapai tanpa gagasan dan ide-ide besar.
Kemajuan zaman dengan modernitasnya sesuatu yang tidak serta merta dapat kita genggam tanpa ikhtiar dari kita sendiri.
****