Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

9 Wilayah Adat di Seko Luwu Utara, Dipimpin Tobara, Tokei, dan Tomakaka

9 Wilayah Adat di Seko Kabupaten Luwu Utara, Dipimpin Tobara, Tokei, dan Tomakaka

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
Humas Pemkab Lutra
Rombongan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat berada di Puncak Sodangan, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

6. Wilayah Adat Amballong dipimpin oleh Tobara’

7. Wilayah Adat Hoyane dipimpin oleh Tobara’

8. Wilayah Adat Kariango dipimpin oleh Tomakaka

9. Wilayah Adat Beroppa dipimpin oleh Tomakaka.

Seko adalah nama baru. Awalnya orang-orang yang menghuni tempat ini menamakan diri mereka berdasarkan nama kampung masing-masing.

Hoyane, Eno atau Hono, Lodang, Amballong, atau pula Kariango.

Nama Seko hadir belakangan. Dalam tradisi lisan mereka Seko berarti sahabat, handai tolan, atau kerabat.

Nama ini dicuplik dari perkataan Datu Luwu yang konon bingung menamai orang-orang pegunungan yang saat ini termasuk ke dalam wilayah Seko.

“Jadi Datu Luwu bilang, sahabat itu dalam bahasa di atas (gunung) apa?” ungkap seorang warga. “Itulah Seko.”

Maka sejak saat itu, wilayah yang ditaklukkan Luwu untuk kepentingan hasil bumi itu menjadi Seko.

To Seko (orang Seko). Inilah Seko, tempat damai yang gemuruhnya diluar dicitrakan sebagai tempat terisolir.

Tempat dengan segala macam misteri dan mitos.

Berbeda dengan wilayah atau suku lain di Sulawesi Selatan yang mengenal konsep To Manurung sebagai asal-usul mereka, di Seko, tak ada kisah To Manurung.

Tak ada kisah seorang manusia (To Manurung) yang muncul secara tiba-tiba dan tak seorang pun yang mampu mengurai silsilah leluhur.

Di Seko, orang-orang pertama yang menghuni kampung mampu menelisik urutan garis keturunannya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved