Mukjam Ramadan
SIYAHA; Nama Lain Puasa dan 8 Ciri Pengembara SupraSpiritual
SELALU mengartikan shaum sebagai narasi menahan lapar, dahaga, amarah, dan birahi belaka.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Sekali dalam bentuk perintah, fiil amr (فسيح) di QS Attaubah:2.
Ada 2 kali dalam bentuk ism fiil (pelaku) perempuan jamak (سئحت) QS Tahrim;5 serta bentuk jamak (السئحون) QS Attaubah;112.
Pada surat Attaubah ayat 2 dan 112 Konteks penggunaan Saihuu sebagai pengembaraan dan wisata spiritual ini usai kemenangan perang tanpa pertumpahan darah Fathu Makka (فتح مكة), pembebasan Hijaz, Kota 'kelahiran' Nabi di sekitar Bakkah, Baitullah.
Momennya 10 Ramadan 8 Hijriyah (630 M), atau 6 tahun usai turunnya perintah puasa dan puasa Ramadan (622 M).
Puasa Ramadan kaum Muslim di Madinah, juga kian berkualitas.
Detail syarii puasa sudah tuntas.
Uang tebusan (fidyah) sudah mekanis dan dilembagakan.
Pepuasa tak lagi direcoki keinginan "rafasa" istri-istri saat i'tikaf di masjid.
Shaum mulai dinikmati sebagai kesyukuran insan beriman, bukan ketakutan sanksi hukum ilahi semata.
Saihun di kontek Fathu Makkah, digunakan untuk kaum musyrik Mekkah. Mereka "diingatkan" Allah untuk mengembarakan jiwa-jiwa tertawan mereka dengan batas waktu empat bulan.
Empat bulan "mengembara" untuk memilih jadi mukmin taat dan menerima Islam sebagai agama, atau tetap musyrik, namun dilucuti senjatanya, dipapas hartanya, diminta meninggalkan tradisi jahiliyah thawaf haji dengan telanjang bulat tanpa kain ihran, atau dihukum usir dari Hijaz, Mekkah.
Penggunaan frasa Shaun kedua sebagai ciri-ciri pengembara jiwa hakiki ada di ayat 112 surat Attaubah, dalam konteks "cara balas dendam" kaum Muslimin usai meraih kemenangan bermartabat tanpa pertumpahan darah di Fathu Makkah:
Mereka yang bisa menahan lapar, dahaga, nafsu amarah (di bulan Ramadan) diminta lagi untuk tidak membalas kekejian kaum Musyrik dan mereka disederajatkan dengan setidaknya 8 ciri;
ٱلتَّٰٓئِبُونَ ٱلۡعَٰبِدُونَ ٱلۡحَٰمِدُونَ ٱلسَّٰٓئِحُونَ ٱلرَّٰكِعُونَ ٱلسَّٰجِدُونَ ٱلۡءَامِرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱلنَّاهُونَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡحَٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Pengembaraan spiritual itu hanya bisa terlaksana dengan 8 syarat;
1. bertobat,