Khazanah Sejarah Islam
Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid dan Dato Mahkota Sebar Islam di Sulsel 1500,Sebelum Dato ri Bandang
Kerajaan Sanrobone kerajaan pertama yang menerima Islam di Sulsel. Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid menyebarkan Islam di Sulsel sebelum Dato ri Bandang
Selain membangun masjid tertua, Dato Mahkota juga mengislamkan raja-raja Kerajaan Sanrobone sejak tahun 1510.
Makam Dato Mahkota terletak di Dusun Bontoa Sanrobone.
Menurut Suwadi Idris Amir, selain Dato Mahkota, Kerajaan Sanrobone juga kedatangan ulama besar dari Bima.
Dia adalah Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid yang juga adalah Sultan Bima saat itu.
Dikatakan, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid datang ke Kerajaan Sanrobone membawa ketiga putranya yaitu Syekh Jalaluddin Al Aidid yang kelak dikenal dengan Tuanta Cikoang, Syekh Kaharuddin Al Aidid yang kelak dikenal dengan Tuanta Dengkang Sanrobone, dan Syekh Saefuddin Al Aidid (Yang menyebarkan Islam di Kerajaan Tallo).
Dituliskan, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid atau Sultan Bima bersama ketiga putranya datang ke Kerajaan Sanrobone pada tahun 1580-an dan ikut serta membantu Dato Mahkota membangun Mesjid tertua di Kerajaan Sanrobone.
Suwadi Idris Amir, yang juga cicit Syekh Kaharuddin Al Aidid, mengatakan, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid bersama Dato Mahkota lah yang pertama kali memperkenalkan Islam kepada Raja Tallo saat itu dan juga memperkenalkan kepada Raja Gowa Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-16.
Setekah merenovasi masjid, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid dan ketiga putranya mengundang Raja Gowa untuk berkunjung ke Kerajaan Sanrobone melihat mesjid yang sudah direnovasi pada tahun 1602.
Dan pada akhirnya Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo mengikuti jejak Kerajaan Sanrobone untuk memeluk Islam dan menjadikan agama Islam sebagai agama resmi di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo pada tahun 1605.
Raja Gowa Sultan Alauddin kemudian memerintahkan pembangunan Masjid Katangka pada tahun 1605.
Bukan hanya mengislamkan Raja dan rakyat Kerajaan Sanrobone, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid juga berkunjung ke Cikoang bersama putra keduanya Syekh Kaharuddin Al Aidid untuk mengislamkan Raja Cikoang.
Bahkan Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid mengangkat Raja Cikoang sebagai anak angkatnya.
Setelah Raja Cikoang memeluk Islam, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid kembali ke Kerajaan Sanrobone bersama Syekh Kaharuddin Al Aidid, dan meminta kepada putranya yang tertua Syekh Jalaluddin Al Aidid untuk ke Kerajaan Cikoang menyebarkan ajaran Islam.(*)