Klakson
Gus Dur
SATU di antara sekian banyak yang patut direplikasi dari seorang Gus Dur adalah cara ia menyiapkan diri muncul sebagai seorang politisi kebangsaan.
Gus Dur intens roadshow dari pesantren ke pesantren lainnya.
Ia menemui para kiai, ustad muda, dan para santri.
Dawam Rahardjo, mantan Direktur LP3ES menyebut momentum roadshow pesantren itu adalah kesempatan Gus Dur dalam membangun kekuatan sosial berbasis pesantren.
Ia memperoleh simpati dan dukungan dilapis bawah.
Dalam politik, tentu ini adalah bekal pokok.
Singkat cerita, Gus Dur melengkapi dirinya dengan beragam pengetahuan, pengalaman melayani kaum bawah--terutama pesantren, dan pengalaman berinteraksi dengan kaum plural.
Perlengkapan diri itulah menjadi bekal Gus Dur terjun di politik.
Lantas bagaimana dengan politisi kita hari ini?
Bekal apa yang ia siapkan sebelum menceburkan diri di politik?
Bekal uang kah, atau bekal popularitas yang dikarbit?
Berapa banyak buku yang dilahap politisi kita sebelum berpolitik?
Berapa banyak tulisan yang diproduksi sebelum berpolitik?
Keterampilan apa yang diasah politisi kita sebelum terjun di politik?
Keterampilan bersilat lidahkah atau keterampilan mengurus ummat?
Karena itu, kepada para politisi tirulah Gus Dur menyiapkan ransumnya sebelum berpolitik.
Hari ini, tepat 11 tahun Gus Dur wafat.
Alfatihah.(*)
Tulisan ini juga dapat dibaca di harian Tribun Timur edisi, Rabu, 30 Desember 2020.