Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemendikbud Dipimpin Nadiem Makarim Luncurkan Pedoman Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami

Editor: Anita Kusuma Wardana
istimewa
Kemendikbud Dipimpin Nadiem Makarim Luncurkan Pedoman Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerah 

TRIBUN-TIMUR.COM-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang kini dipimpin Nadiem Makarim baru saja meluncurkan pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M ke dalam 77 bahasa daerah.

Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, peluncuran pedoman tersebut merupakan bagian dari kampanye pencegahan penularan Covid-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat.

“Ini harus cepat ditangani,” tekannya yang disampaikan secara secara virtual melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, pada Selasa (1/12/2020). 

Baca juga: Nadiem Makarim Target Rekrut 1 Juta Guru Honorer Jadi ASN, Inilah 5 Perbedaan Seleksi PPPK 2021!

Baca juga: Lagi Santai Nongkrong di Rumah, Nadiem Makarim Kenalkan Dua Anggota Geng Makarim, Siapa Saja?

Baca juga: Ikut Serta di Kemenkeu Mengajar,Nadiem Makarim Bahas Profil Pelajar Pancasila di Hadapan 800 Pelajar

Menurut Menteri Nadiem, terdapat tantangan yang besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye.

Untuk itu, kata dia, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu bahasa daerah.

Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dinilai sebagai sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya.

“Semoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,” terangnya.

Senada dengan itu, Ketua Penanganan Satgas Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi terobosan Kemendikbud.

Baca juga: Nadiem Makarim Target Rekrut 1 Juta Guru Honorer Jadi ASN, Inilah 5 Perbedaan Seleksi PPPK 2021!

Baca juga: Lagi Santai Nongkrong di Rumah, Nadiem Makarim Kenalkan Dua Anggota Geng Makarim, Siapa Saja?

Baca juga: Ikut Serta di Kemenkeu Mengajar,Nadiem Makarim Bahas Profil Pelajar Pancasila di Hadapan 800 Pelajar

“Bahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing, seperti “adaptasi”, “asimptomatik”, new normal, dan social distancing,” katanya pada kesempatan yang sama. 

Doni Monardo meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah supaya cepat dimengerti masyarakat.

Sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya.

“Saya harap, masyarakat lebih cepat mempelajari tentang Covid-19 dan (tahu) cara melawannya,” tambah Doni.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, E. Aminudin Azis menyampaikan pihaknya sangat hati-hati dalam proses penerjemahan.

“Kami uji coba juga pada ahli bahasa daerah setempat, lalu kami perbaiki, baru kami uji coba lagi kepada masyarakat,” tutur Aminudin.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved