Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUN TIMUR WIKI

Rekam Jejak Bung Tomo, Pahlawan Nasional Pengobar Semangat Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Pemuda kelahiran Surabaya, 3 Oktober 1920, ini pernah menjadi jurnalis dan aktif dalam kelompok politik dan sosial.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Waode Nurmin
Sumber foto: Tribun Kaltim
Inilah Sosok Bung Tomo 

Sesuatu yang membuat berang rakyat Indonesia di Surabaya.

Sebagai bangsa yang sudah menyatakan diri merdeka, harga diri rakyat Indonesia di Surabaya seolah terinjak-injak ketika pada 18 September 1945 Belanda mengibarkan bendera negaranya di Hotel Yamato.

Bentuk perlawanan rakyat, disobeknya kain biru pada bendera itu hingga hanya merah dan putih yang tersisa.

Suasana terus memanas, sampai pada 30 Oktober 1945 pemimpin Inggris Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh karena tembakan seorang pemuda Indonesia.

Situasi ini memancing konflik yang lebih runcing.

Inggris mengultimatum rakyat Indonesia untuk menyerahkan senjata pada 10 November, tetapi ini ditanggapi lagi dengan perlawanan. Inilah puncak Pertempuran Surabaya.

Dalam pertempuran itu, Bung Tomo terus menggelorakan semangat rakyat untuk menentang penjajah.

Ia meneriakkan orasi yang petilannya kita kenal sampai sekarang:

“…. Kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara,

lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!”

Kata-kata itu terus memantikkan keberanian pada para pejuang.

Puncak pertempuran itu, yang terjadi pada 10 November, kini kita kenang sebagai Hari Pahlawan.

Bung Tomo Menjadi Menteri hingga Ditahan

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved