Ngovi Tribun Timur
Mapping Data ala KPU Makassar Hingga Antisipasi Pergeseran Data Pemilih
Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel atau dari 12 daerah yang menggelar Pilkada serentak 2020, Makassar paling besar jumlah pemilihnya.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Koordinator Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar, Romy Harminto mengaku mengelola data pemilih di Pilwali Makassar sangat susah.
Alasannya, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel atau dari 12 daerah yang menggelar Pilkada serentak 2020, Makassar paling besar jumlah pemilihnya.
Hal itu dikatakan Romy dalam acara Ngopi (ngobrol politik) via kanal YouTube Tribun Timur bersama Wartawan Tribun Timur Muhammad Fadly dengan tema 'DPT dan Hak Pilih', Senin (19/10/2020).
Dengan melihat kondisi itu, Romy mengaku menerapkan sistem mapping data, mulai dari atas ke bawah lalu sebaliknya.
"Jadi dari komisioner, turun ke PPK, hingga ke PPS lalu naik lagi. Kenapa dilakukan ini? Karena mengantisipasi pergeseran pemilih. Satu saja pemilih bergeser, maka akan memengaruhi seluruh data yang ada ditingkat kota, makanya kami memanfaatkan alat komunikasi yang ada," tegasnya.
Dalam mapping data, ia mengaku menyiapkan 15 operator yang stay di kota untuk mengontrol 15 kecamatan.
Sehingga ketika ada sesuatu terkait perbedaan angka, maka operator langsung bergerak memastikan angka yang bergerak berapa.
"Jadi selama tahapan, kami bersama-sama teman lainnya sudah menganggap kantor KPU rumah sendiri selama tahapan. Kenapa? Karena kadang kami menginap di kantor," tuturnya.
Terkait bagaimana mengatur seluruh PPK dan PPS dalam mendapatkan informasi, ia menyatakan mempercayakan sepenuhnya kepada mereka.
Alasannya, kunci sukses hingga daftar pemilih tetap (DPT) Pilwali Makassar ditetapkan tanpa ada riak-riak berarti itu karena ia memberikan kepercayaan kepada petugas di bawah.
"Saya komisioner itu jelas, lalu ada Kasubag, ada staf dan sebagainya. Ada staf data, Sidalih, dan ada perencanaan. Saya berikan kepercayaan kepada mereka semua untuk bekerja tanpa ada tekanan keras.
Ia juga tidak serta merta memutuskan satu masalah dan sebagainya. "Jadi sebelum putuskan sesuatu saya harus duduk bersama-sama dengan lima tim inti di data ini," katanya.
"Begitu juga kalau ada kendala, enaknya ini barang diapakan, pakai metode apa. Jadi semua keputusan harus dibicarakan secara bersama-sama. Karena dengan duduk bersama-sama beban apapun itu kita akan pecahkan masalahnya," jelasnya.
Tindaklanjuti Saran Bawaslu