Opini
Mendikbud Nadiem Makarim dan Disrupsi Dunia Pendidikan
SEJAK didaulat menahkodai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sosok Nadiem Anwar Makarim (35) menyedot perhatian banyak orang.
Ia ingin membangun peradaban secara virtual.
Hal itu diungkapkannya secara telekonferensi pada sebuah konferensi pendidikan di Jakarta, baru-baru ini.
Memang kedengaran agak utopis.
Apakah mungkin?
Serta sederet pertanyaan tentu akan bermunculan.
Namun, rekam jejak kesuksesan Nadiem Makarim dengan GoJeknya dalam mendisrupsi transportasi publik cukup menjawab pertanyaan itu, meski secara tak langsung.
Visi membangun peradaban secara virtual tentu bukanlah hal baru.
Dunia saat ini sedang bergerak dalam model peradaban uber.
Suatu peradaban baru yang berbeda dengan era sebelumnya.
Semuanya karena kemajuan teknologi dan telah mengubah hidup manusia.
Berbagai bidang kehidupan telah terdisrupsi, mulai dari ekonomi, kesehatan, hiburan, politik, dan tak terkecuali dunia pendidikan.
Pion utama disrupsi adalah inovasi, yang kehadirannya akan menggantikan sistem lama dengan cara-cara baru.
Menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru, lebih efisien, dan bermanfaat.
Sebagai pion, maka inovasi akan terus bergerak ke depan dan tak akan pernah mundur.
Di bidang ekonomi misalnya, saat kita menghendaki suatu produk atau jasa, pada saat yang sama kita sudah berada di dekat produk atau layanan yang kita butuhkan. Jarak sudah mati, stok digital, data dan armada sudah dipindahkan ke dekat lokasi kita.