Benarkah Indonesia Diuntungkan secara Gen Hadapi Virus Corona? Simak Penjelasan Ahli Mikrobiologi
Virus Corona telah menyebar di Indonesia. Hal ini pun telah diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Jarak terjauh yang bisa dicapai adalah 1,8 meter, sehingga mereka yang berada setidaknya dua meter dari korban, bisa dikatakan relatif aman.
Usia dan Penyakit Penyerta
Diwawancarai terpisah, Koordinator Tim Respon COVID-19 UGM, Riris Andono Ahmad kepada VOA mengatakan, virus corona menyerang manusia sebagaimana cacar, flu, demam berdarah, atau demam.
Riris menggarisbawahi bahwa manusia juga bisa diserang jenis flu parah. Sebelumnya, Indonesia juga mengalami sejumlah kasus kematian akibat flu burung. Agar bisa objektif, menurut Riris harus dibaca lebih detail data korban terkait usia dan penyakit penyertanya.
“Terkait dengan virus corona, yang kita tahu kan angka keparahannya kecil, itupun di usia tua dan ada komorbilitas atau penyakit penyerta yang lain, dan karena itu menjadi parah,” kata Riris.
Riris juga menegaskan, masker sama sekali tidak dibutuhkan oleh mereka yang sehat.
Masker berfungsi mencegah terlontarnya cairan, dan karena itu dipakai oleh mereka yang sakit.
Karena itu tidak perlu melakukan pembelian masker dalam jumlah besar.
Perilaku yang dianjurkan adalah mencuci tangan lebih sering dengan sabun antiseptik atau cairan pembersih berbasis alkohol.
Flu, kata Riris, sebenarnya lebih banyak terjadi di negara dengan empat musim.
Mengutip data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Amerika Serikat, dia mengatakan negara itu sedang mengalami musim flu.
Ada puluhan juta warga terserang flu, dan sekitar 250.000 orang harus masuk rumah sakit. Setidaknya telah ada 16 ribu korban meninggal, dan menurut data flu membunuh 25 ribu sampai 69 ribu orang setiap tahunnya di Amerika.
“Artinya memang secara natural kejadian flu itu, lebih umum terjadi di negara empat musim dan biasanya menyerang pada waktu musim dingin. Sama seperti SARS dulu, itu juga musim dingin. Begitu musim semi dan musim panas, dia menjadi menghilang. Apakah virus corona akan berperilaku seperti itu? Ya, harus kita tunggu,” kata Riris.
Diuntungkan Secara Gen
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru di RSUP dr Sardjito Yogyakarta, Sumardi kepada VOA mengatakan, ada faktor genetik yang relatif menguntungkan masyarakat Indonesia.