Benarkah Indonesia Diuntungkan secara Gen Hadapi Virus Corona? Simak Penjelasan Ahli Mikrobiologi
Virus Corona telah menyebar di Indonesia. Hal ini pun telah diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
SARS menyerang pada 2002 dengan 8.096 kasus terkonfirmasi dan 744 korban meninggal atau 9,19 persen.
MERS pada 2012 mencatatkan 2.494 kasus terkonfirmasi dengan 858 korban meninggal atau 34,4 persen.
Lebih dari separuh pasien yang terinfeksi Covid-19 sembuh.
Angka pasien yang sembuh di seluruh dunia pun terus bertambah.
Hingga Kamis (4/3/2020), jumlah pasien yang sembuh sedikitnya 53.688 orang.
Jumlah pasien sembuh itu bertambah lebih kurang 2.700 orang dalam waktu 24 jam.
Sementara total orang yang terinfeksi ada 95.481 orang dengan angka kematian 3.286.
Jika melihat tren angka tersebut, virus corona memang menyebar secara luar biasa luas dan cepat, tetapi angka kematiannya kecil.
Titik juga menyebut, virus corona tidak cukup memiliki daya tahan.
“Kalau melihat strukturnya, yang hampir mirip dengan SARS CoV, ditengarai bahwa virus corona tidak tahan terhadap suhu tinggi dan tidak tahan terhadap kelembaban tinggi.
Di permukaan kering dengan suhu 22 sampai 25 derajat Celcius, dia bisa tahan sekitar lima hari.
Tetapi ketika suhunya meningkat, kemampuannya bertahan turun drastis,” kata Titik.
Titik juga menjelaskan, virus ini mudah dibunuh dengan pembasmi kuman yang biasa dipakai masyarakat saat ini.
Penting dilakukan adalah menjaga kebersihan, baik diri maupun lingkungan.
Masyarakat juga tidak perlu panik jika ada kasus ditemukan di satu lokasi, karena virus menular melalui cipratan ludah.