Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Esensi Hari Ibu

Hari Ibu sebenarnya bukanlah perayaan di mana ibu sebagai sosok yang mempertaruhkan nyawanya mengandung, melahirkan, dan kemudian membesarkan anaknya

Editor: syakin
zoom-inlihat foto Esensi Hari Ibu
DOK
Muhammad Husain, Mahasiswa PPKn

Di mana Ibu berkedudukan sebagai ibu bangsa, ibu negara, dan ibu masyarakat. Sedangkan pada kongres keempat menuntut perempuan masuk ke dalam dunia politik untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum.

Hal tersebut menunjukan bahwa gerakan perempuan Indonesia dalam berkumpul serta berserikat mulai muncul dan memiliki wadah yang tepat. Berkaca pada Indonesia, pejuang dan peneriak emansipasi wanita adalah Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyai, Dien dan tokoh-tokoh lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang notabene adalah kalangan ningrat.

Peneriakan mereka mula-mula adalah pendidikan dan persiapan calon ibu terampil yang kemudian direalisasikan di penghujung abad ke-19 oleh Kartini dengan mulai menulis terkait "Kesetaraan Gender".

Sedangkan pada tanggal 16 Januari 1904, Dewi Sartika menaruh perhatianya pada pendidikan perempuan yang diabadikan sebagai sekolah pertama wanita, yang meluas dan memberi perhatian kepada anak-anak dan kalangan biasa.

Sampai dengan 1917 dan tahun 1922 Rahma El- Joenoesia mendirikan Pesantren Perempuan (Dinija Poetri) yang juga sama-sama menaruh perhatian kepada perempuan dan anak-anak perempuan pada waktu itu.

Belum lagi perempuan yang baru-baru ini diangkat sebagai pahlawan, Ibu Agung Andi Depu pejuang Tanah Mandar. Ia rela menghadang tentara NICA yang saat itu ingin menurunkan bendera Merah Putih di depan Istana Balanipa.

Momen Hari Ibu

Kesadaran para ibu Indonesia sebagai "pembangun peradaban" inilah yang menjadi ruh pergerakan perjuangan para ibu tersebut di masa lalu. Bahkan pada tahun 1935, Kongres Perempuan Indonesia II menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai ibu bangsa dan ibu negara yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Lalu masih adakah perempuan yang serupa dengan sosok perempuan legendaris di atas? Ataukah perempuan di era 4.0 ini hanya memilih sebagi generasi penikmat tanpa mengambil hikmah perjuangan darinya? Sungguh kita berharap tidak.

Sejatinya Indonesia masih membutuhkan peran perempuan tak hanya pada wilayah domestik saja tetapi juga pada wilayah perjuangan dan implementasi gerakan perempuan masih dibutuhkan saat ini.

Spirit dan perjuangan perempuan harus hidup sampai kapanpun. Ingat Indonesia masih tinggi kasus kekerasan dan pernikahan dini. Memang betul sudah ada lembaga yg menaungi kasus perempuan dan anak tapi rasanya tidaklah cukup. Perlu kesadaran diri perempuan itu sendiri.

Barangkali kita bersepakat bahwa di momen 22 Desember ini, tidak hanya kemudian sebatas pada mengenang histori keemasan masa lalu oleh kita yang berpijak di Tanah Air indonesia.

Jauh daripada itu semestinya di momen ini kita kembali berkontemplasi bahwa betulkah perempuan sudah berdaya sehingga Hari Ibu ini tidak hanya dirayakan dengan berbagai kegiatan meriah atau upacara seremonial.

Tapi dengan melakukan makna dan arti sesungguhnya dari Hari Ibu itu sendiri, jika ia berada dalam pusaran nostalgia keemasan masa lalunya saja. Maka yakin dan percaya ia mengalami alineasi (keterasingan).

Sebagai penutup, Mahatma Gandhi pernah berkata "banyak sekali pergerakan-pergerakan kita kandas di tengah jalan, oleh karena keadaan perempuan kita yang dikesampingkan dari dunia pergerakan,". Sedangkan Kemal Ataturk dalam statementnya "kemenangan tidak akan kita raih, sebab perempuan dalam perjuangannya selalu kita lupakan,”.

Pun Jeannette Ranking Pickering “Aku mungkin menjadi anggota kongres wanita pertama namun Aku tidak mau menjadi yang terakhir,”.
Surga di bawah telapak kaki kaum ibu, dari rahimnya lahir cahaya peradaban. Selamat Hari Ibu kepada kaum ibu yang ada di dunia, terkhususnya untuk ibu-ibu kita.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved