Sejarah Panjang Stadion Mattoanging
Dulunya bernama Stadion Makassar. Lokasinya mengambil area lapangan PT Mattoanging. Area ini terletak antara Jalan Cenderawasih dan Jalan Dr Ratulangi
Sejarah panjang Stadion Mattoanging menyimpan catatan bersejarah yang patut diketahui. Peletakan batu pertama kalinya dilakukan Gubernur Lanto Daeng Pasewang (16 Agustus 1955), pengcangkulan pertama oleh Kolonel Warouw (Panglima TT VII), pembongkaran pertama dengan bulldozer oleh Walikota Makassar A.D. Sjahruddin, dan pembacaan do’a oleh KH Ramli.
Peletakan batu pertama Stadion Makassar dilakukan melalui suatu upacara. Diiringi dengan beberapa amanat/sambutan antara lain dari Gubernur Sulawesi. Lanto Daeng Pasewang dan Ketua Yayasan Stadion Makassar, J.L. Manusama.
Kalau ada suatu evenement (peristiwa yang tidak pasti) yang bersejarah di dalam pertumbuhan olahraga di Sulawesi, maka pembangunan stadion olahraga di Kota Makassar adalah dasar terpenting. Gubernur Sulawesi Andi Pangerang Daeng Rani mengungkapkan hal tersebut saat menyambut pembangunan Stadion Makassar waktu itu.
Andi Pangerang Pettarani menjadi Gubernur Sulawesi yang terakhir ketika itu. Selanjutnya berganti menjadi Sulsel. Periode Andi Pangerang Petta Rani Sadion Mattoanging diresmikan pada 6 Juli 1957, dua bulan jelang pembukaan PON IV di Makassar. Istri Gubernur AP. Pettarani juga dikenang sebagai orang pertama yang membuka pintu gerbang stadion.
Jika benar stadion Mattoanging akan direhabilitasi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pantas dikenang. Setelah sebelumnya Lanto Daeng Pasewang tercatat sebagai peletak dasar pembangunan Stadion Mattoanging.
Gubernur Sulawesi ketika itu Lanto Dg. Pasewang diabadikan sebagai orang yang meletakkan batu pertama pembangunan Stadion Makassar. Stadion Mattoanging telah menjalani berbagai perkembangan dan denyut sepakbola Kota Makassar. Sudah saatnya stadion ini ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya, demi menjawab antusiasme para penggila bola Makassar. PSM Makassar, tak harus lagi menjalani liga dengan musafir. Ditangan Nurdin Abdullah-lah kita nantikan spirit sejarah sepakbola Makassar untuk dikenang. (*)
